Rabu, 13 Juni 2012

Lima Karakter Manusia

Ada lima karakter manusia menurut Bupati Bojonegoro Suyoto:
  1. Karakter pengemis. Misalkan sudah jadi pejabat tapi masih saja korupsi.
  2. Karakter perampok. Memakan hak orang lain.
  3. Karakter karyawan. Menerima apa adanya yang dalam istilah jawanya “nrimo ing pandum”, takut dipecat, tidak mau berkembang dan melakukan inovasi, puas dengan kehidupan yang itu-itu saja alias stagnan.
  4. Karakter pengusaha. Mau berkembang dan selalu berinovasi, otak kreatif, berani gagal dan ambil resiko, tentu berani sukses.
  5. Karakter sakit hati. Suka iri dan dengki melihat orang bahagia.
Semua orang baik itu Bupati, Kepala Daerah bahkan Presiden sekalipun akan sukses bila memiliki karakter yang nomor empat, yakni karakter pengusaha.

Kita mau pilih karakter yang mana terserah kita. Dan konsekuensi dari pilihan itu kita yang tanggung sendiri. Namun tentu kita tidak ingin memiliki karakter ang jelek, maka kita harus melakukan perubahan mindset untuk memiliki karakter pengusaha. Sehingga kesuksesan mudah kita raih. Di Indonesia harus makin ditumbuhkan karakter pengusaha ini, khususnya kepada generasi muda penerus bangsa.

Ada beberapa persoalan bangsa yang sangat besar potensinya untuk merusak generasi bangsa di masa depan. Maka harus sesegera mungkin melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar lagi. Persoalan bangsa yang tengah gencar muncul ke permukaan di antaranya:
  1. Korupsi (dari bawah sampai atas)
  2. Moral/akhlak (narkoba, free sex dll.
  3. Globalisasi (dunia seolah tanpa sekat)
Kiat-kiat untuk menghadapi persoalan itu adalah:

  1. Yang paling utama adalah penguatan nilai-nilai religius dalam keluarga. Aqidah dan akhlaknya harus mantap dan matang.
  2. Pendidikan kejujuran, simulai sejak dini
  3. Masih ada juga persoalan lain yakni masalah pengangguran, yang bisa menjadi penyebab tingginya angka kriminalitas di negeri ini.
Bagi para pengangguran dan siapapun yang masih merasa miskin, haruslah lebih menghayati doa yang selama ini dipanjatkan tiap kali shalat ketika duduk di antara dua sujud, yang bunyinya “Warzuqny…”. Nah, agar doa itu cepat dikabulkan tentu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
  1. Punya ilmunya
  2. Punya keterampilan
  3. Relasi (silaturahmi)
  4. Teknologi (update perkembangan jaman)
Konsep sukses adalah dengan berusaha maksimal sebagaimana tergambar dalam salah satu rukun ibadah haji yakni sa’i. sa’I bisa berarti bekerja keras, cerdas dan maksimal diiringi doa. Dan sebagai inspisarinya adalah kisah Siti Hajar ketika menggendong Nabi Ismail as yang dalam kisahnya sedang butuh air. Atas perintah Tuhan untuk usaha mondar-mandir sebagai symbol ihktiar atau usaha manusiawi untuk mendapat rezeki dari Tuhan berupa air, dan setelah berusaha 7 kali maka tampaklah hasilnya. Air keluar dari sela jari Nabi Ismail as yang disebut dengan air zam-zam. Air zam-zam itu bisa diartikan sebagai symbol dari kesuksesan.

Demikian intisari pengajian yang disampaikan oleh Drs. Kuswiyanto, M.Si dalam Pengajian Umum Ahad Pagi (PUAP) di halaman Masjid Al-Azhar Mojosari, moga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar