Setelah membaca novel ranah 3
warna, motivasiku bertambah. Tubuh ini bagai tersengat aliran kata-kata hikmah
yang terbungkus oleh kisah yang mengalir dalam novel tersebut. Novel R5W
sendiri sangat menarik bagiku bukan hanya karena apa yang terkisah di dalamnya
yang apik dan penuh inspirasi, namun juga karena kisah di dalam novel tersebut
adalah berdasarkan kisah nyata berupa pengalaman hidup sang penulis. Sehingga
pesan yang dihidangkan oleh penulis dalam novel itu lebih mengena kepada
pembaca khususnya diriku sendiri. Seolah aku pun diajak penulisnya ikut
“bermain” dalam setiap kisahnya. Bahkan terasa seperti mengalami sendiri
kejadian-kejadian yang ada di dalam novel itu, dan menyuntikkan keinginan untuk
melakukan hal yang sama seperti yang dialami sang penulis. Khususnya dalam hal
memotivasi diri untuk tak mudah menyerah dan bersabar dalam menggapai cita.
Novel R5W adalah novel kedua
dari trilogi, lanjutan kisah dari novel sebelumnya, negeri 5 menara. Novel yang
terinspirasi kisah nyata penulis, pengalaman penulis ketika mondok di gontor.
Sangat menarik dan inspiratif apalagi dengan satu “mantra” yang menjadi simbol
novel pertama sangat membakar semangat yakni “man jadda wajada”, barangsiapa
yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Dan novel pertama itu pun sukses
manjadi best seller. Menginspirasi jutaan pembaca.
Kalau di novel pertamanya A.
Fuadi berkisah tentang masa kecil hingga beranjak remaja. Maka di novel kedua
ini, ia berkisah tentang perjalanan hidupnya dari remaja menuju kedewasaan. Dimulai
dari ia kuliah di Unpad hingga memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu di
benua Amerika tepatnya Kanada lewat program student exchange.
Selanjutnya yang paling berkesan pas baca novel ini adalah tentang pelajaran
semangat yang luar biasa memotivasi. Semangat dalam menggapai cita-cita atau
impian yang diinginkan.
Dalam perjalanan menggapai
impian haruslah punya niat dan tekad yang kuat, mau bekerja keras, disertai
dengan kesungguhan (baik dalam usaha dan doa), serta konsistensi untuk selalu
menjaga semangat diri untuk terus maju menerjang badai rintangan. Dan satu lagi
pelengkapnya adalah dengan sikap sabar.
Man Sabara Dhafira
Jika di novel pertama N5M,
memunculkan “mantra” pembakar semangat “man jadda wajada”. Dalam novel
keduanya penulis mengusung satu “mantra” lagi yakni, “man sabara dhafira”,
barangsiapa yang sabar maka akan beruntung. Ternyata penulis menyadari bahwa
dalam mengarungi hidup menggapai impian “mantra” pertama saja belum cukup, maka
perlu ditambah dengan yang kedua itu. Kesungguhan saja belum cukup tanpa
diimbangi dengan sikap sabar. Sabar dalam arti pro-aktif, terus bergerak, tak
berhenti berusaha beriringan dengan doa. Sekuat tenaga, memaksimalkan apa yang
ada. Jadi sabar bukan berarti pasif yang hanya pasrah terhadap nasib.
Dengan mensinergikan antara
kesungguhan dan kesabaran, maka insya Allah kesuksesan akan lebih mudah diraih.
Kesabaran sangat diperlukan
manakala usaha/ikhtiar masih juga belum mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan.
Karena antara usaha dengan keberhasilan atau kesuksesan itu ada jarak. Entah
itu sekian detik atau bahkan bisa juga hingga bertahun-tahun lamanya. Nah, di
sini sikap sabar yang pro-aktif amat diperlukan. Tak mudah menyerah dan tetap
semangat dalam berusaha menggapai impian yang berefek manfaat bagi sesama.
Karena ketahulah sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. al-Baqarah: 153)
Motivasi Untuk Pergi Ke Luar Negeri
Yang lebih menarik lagi dari
novel R3W ini adalah kisah yang menceritakan pengalaman sang penulis berkunjung
ke negeri orang. Mendapat kesempatan untuk menggali ilmu lewat program student
exchange ke Benua Amerika, tepatnya di Kanada. Menggapai impian untuk
melancong ke luar negeri bukan sekedar impian lagi, namun telah nyata meski
masih berstatus sebagai mahasiswa. Sekali lagi di episode ini penulis
meyakinkan bahwa dengan modal yakin, sungguh-sungguh dalam usaha dan doa serta
diiringi dengan sikap sabar akhirnya akan berbuah manis.
Nah, di sini aku sangat
termotivasi juga untuk bisa pergi dan jalan-jalan ke luar negeri. Pengen banget
rasanya benar-benar tahu kondisi negeri orang secara langsung, yang selama ini
hanya ku ketahui lewat layar kaca atau di buku, majalah dan internet. Rasanya
asik sekali kalo bisa keliling dunia, kenal dengan banyak orang dari belahan
dunia manapun. Aku yakin aku pun bisa dan aku harus mewujudkannya, jalan-jalan
ke luar negeri bersama keluarga tercinta. Ya paling tidak untuk mengawali
perjalanan luar negeri aku ingin berkunjung ke Baitullah alias menunaikan
ibadah haji di usia muda.
Finally, meski tak harus serupa dengan apa yang
telah dialami oleh sang penulis yang disampaikan lewat novelnya, namun aku
berharap bisa sukses sesuai dengan episode kehidupanku sendiri.
Bismillah, aku pasti bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar