Kamis, 28 Juni 2012

Pelengkap “Mantra” Man Jadda Wajada

Setelah membaca novel ranah 3 warna, motivasiku bertambah. Tubuh ini bagai tersengat aliran kata-kata hikmah yang terbungkus oleh kisah yang mengalir dalam novel tersebut. Novel R5W sendiri sangat menarik bagiku bukan hanya karena apa yang terkisah di dalamnya yang apik dan penuh inspirasi, namun juga karena kisah di dalam novel tersebut adalah berdasarkan kisah nyata berupa pengalaman hidup sang penulis. Sehingga pesan yang dihidangkan oleh penulis dalam novel itu lebih mengena kepada pembaca khususnya diriku sendiri. Seolah aku pun diajak penulisnya ikut “bermain” dalam setiap kisahnya. Bahkan terasa seperti mengalami sendiri kejadian-kejadian yang ada di dalam novel itu, dan menyuntikkan keinginan untuk melakukan hal yang sama seperti yang dialami sang penulis. Khususnya dalam hal memotivasi diri untuk tak mudah menyerah dan bersabar dalam menggapai cita.


Novel R5W adalah novel kedua dari trilogi, lanjutan kisah dari novel sebelumnya, negeri 5 menara. Novel yang terinspirasi kisah nyata penulis, pengalaman penulis ketika mondok di gontor. Sangat menarik dan inspiratif apalagi dengan satu “mantra” yang menjadi simbol novel pertama sangat membakar semangat yakni “man jadda wajada”, barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Dan novel pertama itu pun sukses manjadi best seller. Menginspirasi jutaan pembaca.

Kalau di novel pertamanya A. Fuadi berkisah tentang masa kecil hingga beranjak remaja. Maka di novel kedua ini, ia berkisah tentang perjalanan hidupnya dari remaja menuju kedewasaan. Dimulai dari ia kuliah di Unpad hingga memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu di benua Amerika tepatnya Kanada lewat program student exchange. Selanjutnya yang paling berkesan pas baca novel ini adalah tentang pelajaran semangat yang luar biasa memotivasi. Semangat dalam menggapai cita-cita atau impian yang diinginkan.

Dalam perjalanan menggapai impian haruslah punya niat dan tekad yang kuat, mau bekerja keras, disertai dengan kesungguhan (baik dalam usaha dan doa), serta konsistensi untuk selalu menjaga semangat diri untuk terus maju menerjang badai rintangan. Dan satu lagi pelengkapnya adalah dengan sikap sabar. 

Man Sabara Dhafira
Jika di novel pertama N5M, memunculkan “mantra” pembakar semangat man jadda wajada. Dalam novel keduanya penulis mengusung satu “mantra” lagi yakni, man sabara dhafira, barangsiapa yang sabar maka akan beruntung. Ternyata penulis menyadari bahwa dalam mengarungi hidup menggapai impian “mantra” pertama saja belum cukup, maka perlu ditambah dengan yang kedua itu. Kesungguhan saja belum cukup tanpa diimbangi dengan sikap sabar. Sabar dalam arti pro-aktif, terus bergerak, tak berhenti berusaha beriringan dengan doa. Sekuat tenaga, memaksimalkan apa yang ada. Jadi sabar bukan berarti pasif yang hanya pasrah terhadap nasib.

 
Dengan mensinergikan antara kesungguhan dan kesabaran, maka insya Allah kesuksesan akan lebih mudah diraih.

Kesabaran sangat diperlukan manakala usaha/ikhtiar masih juga belum mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Karena antara usaha dengan keberhasilan atau kesuksesan itu ada jarak. Entah itu sekian detik atau bahkan bisa juga hingga bertahun-tahun lamanya. Nah, di sini sikap sabar yang pro-aktif amat diperlukan. Tak mudah menyerah dan tetap semangat dalam berusaha menggapai impian yang berefek manfaat bagi sesama. Karena ketahulah sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. al-Baqarah: 153)

Motivasi Untuk Pergi Ke Luar Negeri
Yang lebih menarik lagi dari novel R3W ini adalah kisah yang menceritakan pengalaman sang penulis berkunjung ke negeri orang. Mendapat kesempatan untuk menggali ilmu lewat program student exchange ke Benua Amerika, tepatnya di Kanada. Menggapai impian untuk melancong ke luar negeri bukan sekedar impian lagi, namun telah nyata meski masih berstatus sebagai mahasiswa. Sekali lagi di episode ini penulis meyakinkan bahwa dengan modal yakin, sungguh-sungguh dalam usaha dan doa serta diiringi dengan sikap sabar akhirnya akan berbuah manis.

Nah, di sini aku sangat termotivasi juga untuk bisa pergi dan jalan-jalan ke luar negeri. Pengen banget rasanya benar-benar tahu kondisi negeri orang secara langsung, yang selama ini hanya ku ketahui lewat layar kaca atau di buku, majalah dan internet. Rasanya asik sekali kalo bisa keliling dunia, kenal dengan banyak orang dari belahan dunia manapun. Aku yakin aku pun bisa dan aku harus mewujudkannya, jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga tercinta. Ya paling tidak untuk mengawali perjalanan luar negeri aku ingin berkunjung ke Baitullah alias menunaikan ibadah haji di usia muda.

Finally, meski tak harus serupa dengan apa yang telah dialami oleh sang penulis yang disampaikan lewat novelnya, namun aku berharap bisa sukses sesuai dengan episode kehidupanku sendiri.

Bismillah, aku pasti bisa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar