Kajian
PELITA (Pengajian literasi Satra) yang digagas oleh mbak Sinta Yudisia –
penulis yang telah menulis lebih dari 40 buku dan novel terbarunya yang
berjudul Rose – sudah berjalan cukup lama. Di antara aktivitas dalam
forum ini adalah ngaji plus sharing all about dunia kepenulisan. Dan pada
setiap pertemuan dan kajian atau diskusi tak pernah ada hal yang sia-sia, semua
penuh gizi plus manfaatnya. Apalagi teman-teman yang pintar bikin suasana jadi
tambah seru tiap pertemuan dengan keahlian dan kapasitas masing-masing. Bahkan
ada di antaranya telah melahirkan karya serupa Mbak Sinta, yang mengakibatkan
teman-teman yang lain termasuk diriku iri (dalam arti positif, ingin meniru
jejak langkah) dan ingin bersegera untuk memulai membuat karya.
Dalam
tulisan ini aku gak akan membahas tentang PELITA lebih jauh, bagi sobat blogger
yang berminat ya langsung aja join dengan kami, setiap hari sabtu minggu ke 2
dan ke 4. Tempatnya di kediaman mbak Sinta Yudisia. Saling sharing dan
tetap memotivasi, itulah suasana forum PELITA. Kalo kalian pada ikut gak bakal
rugi deh, gratis lagi. Dapet banyak ilmu n temen-temen baru tentunya. Plus
suntikan semangat dari para master literasi.
Ok deh,
kembali ke laptop…
Pada waktu
kajian PELITA minggu kedua kemarin, aku mendapat inspirasi dari sang tutor mbak
Sinta. Yakni satu perbuatan yang kelihatannya mudah untuk dipraktekkan tapi
terkadang kita lupa, bahkan tak terpikirkan sama sekali dalam benak kita untuk
sekedar melakukannya apalagi merutinkannya. Apaan sih? Kasih tahu gak ya….
(sambil akting lebay.com hehe…). Iya deh aku kasih tahu, apa sih yang gak buat
sobat blogger yang sudah bersedia menyempatkan waktunya buat baca blog-ku yang
sederhana ini.
Satu
perbuatan itu adalah mendoakan orang lain. Ya, mendo’akan orang lain adalah
satu perbuatan yang mulia. Pada hakikatnya doa adalah sebuah aktivitas sebagai
bentuk penghambaan dan ketaatan kita kepada Allah Swt. Allah menyeru hamba-Nya
untuk berdo’a kepada-Nya sebagai bentuk dari mengimani akan kebesaran-Nya,
karena hanya dengan izin Allah saja segala apa yang diusahakan oleh manusia
bisa terwujud. Maka setiap usaha manusia haruslah disertai dan diiringi dengan
doa. Di lain sisi, Allah mengancam mereka yang enggan berdoa karena sombong
dengan firman-Nya:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (QS. al-Mu’min: 60)
Akan tetapi,
sering di antara kita berdoa setiap selesai beribadah atau setiap saat apalagi
di saat-saat menghadapi kesulitan. Namun biasanya kita hanya berdoa untuk diri
kita atau keluarga kita saja, jarang kita berdoa juga untuk orang lain entah
itu kita mengenal akrab seperti guru, sahabat, tetangga atau teman-teman kita
atau yang baru kenal.
Di
tengah-tengah diskusi kami para followers PELITA, Mbak Sinta mengambil buku
kecil dan bolpen. Untuk apa? Ternyata itu adalah catatan daftar orang-orang
yang Mbak Sinta doakan. Kemudian Mbak Sinta tanya kepada followers PELITA minta
didoakan apa.
iya bagus
juga nih yang dilakukan Mbak Sinta, aku sangat terinspirasi dan pengen
praktekin juga. Ini salah satu yang bikin doa kita cepat dikabul. Gimana gak,
kan dengan mendoakan orang lain kita tidak hanya menghendaki kebaikan untuk
diri kita saja melainkan untuk orang lain pula. Seperti yang kita tahu kan
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, meskipun kita tak
bisa membantu orang lain dengan raga setidaknya kita masih bisa mendo’akan
untuk kebaikannya. Inilah – bagi kita sobat blogger Muslim – yang dinamakan
dengan ukhuwah islamiyah. Saling tolong menolong dan saling mendoakan di mana
saja berada.
Dengan
mendoakan orang lain apalagi sesama Muslim, tiada suatu kerugian atau
kesia-siaan pun karenanya, justru merupakan suatu rahmat kemuliaan yang besar
bila kita mendoakan orang lain tanpa kehadirannya dan tanpa sepengetahuannya.
Mari kita simak hadis Rasul berikut:
Dari shahabiyah ummud Darda, bahawa Rasulullah saw bersabda, yang artinya, “Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir dihadapannya adalah sangat dikabulkan. Disisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, maka malaikat tersebut berkata (kepadanya) : “ Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang sepadan.” (HR. Muslim).
Imam
an-Nawawi dalam Al-Minhaj, juga menjelaskan hadits diatas bahwa maknanya adalah
tanpa kehadiran orang yang didoakan dihadapannya dan tanpa sepengetahuannya.
Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan keikhlasan seorang hamba dalam
berdoa.
Sedangkan Asy-Syaikh
Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin menjelaskan, bahwa, jika seorang hamba
mendoakan saudaranya dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya itu
dihadapannya. Maka malaikat berkata, “Amin” (Ya Allah , kabulkanlah). Dan
bagimu juga (mendapatkan balasan) yang serupa. Maka malaikat akan mengaminkan
atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan
kehadirannya.’
Didalam Al-Qur’an
, Allah juga memerintahkan hamba beriman untuk selalu mendoakan untuk kebaikan
orang lain, sebagaimana firman-Nya:
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) kaum mukminin, baik laki-laki maupun perempuan.” (QS. Muhammad: 19).
Juga
firman-Nya dalam kisah Ibrahim tentang doa Ibrahim,
“Wahai Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan segenap orang-orang yang beriman pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim: 41).
Yuk, mulai
sekarang sering-sering doain saudara dan teman-teman kita dan segenap kaum
mukminin di dunia ini. Agar keberkahan selalu menyertai langkah kita dan segala
impian kita segera terwujud. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar