Judul tulisan ini sama sekali tidak berkaitan dengan ilmu perbintangan atau membahas soal hisab dan rukyat, pun bukan pula bicara soal penetapan hari raya idul fitri. Tapi tulisan ini hanya sebuah cacatan kecil dari acaraku hari ini jalan-jalan bersama teman-teman.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba ada yang datang. Ah…kayaknya agak lebay kalau pakai istilah itu, mendingan biasa aja deh. Tapi ya bisa diibaratkan kayak kalimat barusan, tak ada sms dan telpon tiba-tiba temanku datang ke rumah. Temanku ini yang tergabung dalam satu organisasi remaja, dua orang teman yang datang tadi pagi di rumah selain silaturahim dan minal-minalan, walah istilah opo maneh iku? Hehehe…, maksute ma’ap-ma’apan, mereka mengajak aku untuk jalan-jalan bersilaturahim ke teman-teman remaja yang lain.
Pada awalnya aku sempat agak malas untuk pergi-pergi dan akan menolak ajakan mereka coz ini hari aku mengawali ‘nyawal’ alias puasa syawal, tapi ya karena melihat gurat semangat di wajah teman-temanku itu, dan apalagi juga masih momen lebaran aku jadi ikutan tergerak untuk berangkat. Okelah untuk saat ini posoku tak batalno, insya Allah besok atau lusa masih bisa memulai kembali. Akhirnya kami pun berangkat…
Nah, ketika persinggahan pertama kami di rumah salah seorang teman kami yang juga tergabung dalam komunitas organisasi remaja, cukup banyak kami disuguhi makanan. Akan tetapi yang paling menyita perhatian kami bertiga adalah satu omplong atau kaleng bermerek wafer coklat, dan salah satu temanku itu memang suka sekali dengan coklat, aku juga sih hehe… Ndilalah (bahasa jerman hehe..) eh ternyata setelah dibuka isinya krupuk rambak. Hati-hati penipuan banyak kaleng bermerek tapi dalamnya tak seperti cover-nya, kata temanku yang tuan rumah, sontak kami pun tertawa hahaha…
Nah, ketika persinggahan pertama kami di rumah salah seorang teman kami yang juga tergabung dalam komunitas organisasi remaja, cukup banyak kami disuguhi makanan. Akan tetapi yang paling menyita perhatian kami bertiga adalah satu omplong atau kaleng bermerek wafer coklat, dan salah satu temanku itu memang suka sekali dengan coklat, aku juga sih hehe… Ndilalah (bahasa jerman hehe..) eh ternyata setelah dibuka isinya krupuk rambak. Hati-hati penipuan banyak kaleng bermerek tapi dalamnya tak seperti cover-nya, kata temanku yang tuan rumah, sontak kami pun tertawa hahaha…
Tak terduga, yang awalnya kami sedikit kecewa karena merasa ‘tertipu’ dengan kaleng wafer coklat yang isinya krupuk rambak, ternyata kami pun malah ketagihan untuk menghabiskan krupuk tersebut, malah mungkin enaknya melebihi wafer coklat hehe… dan tak terasa kaleng telah kosong, krupuk rambak yang mulanya full satu kaleng habis dalam tempo sekejap oleh kami bertiga yang bagaikan para ‘singa’ kelaparan menyantap daging segar (lebay.com) hehehe…
Ba’da kami puas menghabiskan satu kaleng krupuk rambak, kami pun melanjutkan perjalanan berkunjung ke rumah teman kami yang lain, dan kami sukses pula mengajak satu teman lagi yang ‘menipu’ kami dengan kaleng wafer coklatnya tadi, dari bertiga jadi berempat, dengan dua motor berboncengan. Singgah di teman kami yang lain di daerah Pohkecik, kami pun sukses mengajak satu lagi teman untuk bersama-sama melanjutkan silaturahim. Tambah satu lagi personel, tambah rame tambah asik.
Yang paling mantab adalah ketika aku dan teman-teman mengunjungi salah seorang teman kami yang tinggal di kawasan perum mojokerto. Dalam kunjungan kami itu, kami bukan seperti berkunjung ke rumah teman tapi berkunjung ke rumah makan, karena sajian makanannya adalah makanan berat, yakni bakwan dan gado-gado. Memang benar berkah silaturahim luar biasa, salah satunya memperoleh banyak rezeki, termasuk makan siang menu mantab dengan tanpa bayar alias gratis hehehe… dan sekali lagi kami bisa mengajak satu teman kami yang berdomisili di perum mojokerto itu, untuk kembali ber-anjang sana anjang sini. Bila diumpamakan bisnis multilevel, mungkin kami bisa sukses karena dengan mudah merekrut atau mengajak orang untuk bergabung.
Akhirnya, ini dia kejadian yang mengilhami judul tulisan kecil ini. Sebelum kami pulang, kami ber-enam berkunjung ke rumah teman yang cukup senior dalam organisasi remaja. dia tinggal di kawasan trawas. Daerahnya sejuk dan dingin, sangatlah cocok bagi yang ingin merasakan suasana rileks dan fresh khususnya bagi orang-orang yang tinggal di kota, yang kesehariannya bertemankan asap dan debu yang menyesakkan. Ada tiga orang di antara kami ber-enam yang perokok dan tiga sisanya termasuk diriku adalah golongn yang anti rokok. Tiba-tiba muncul sebutan bagi teman-teman kami yang perokok itu dengan sebutan ahli hisab alias penyedot rokok, sedangkan kami yang tidak merokok adalah ahli rukyat alias ndelok thok alias melihat saja. Hehehe… kami pun bergurau dengan istilah itu,
“Ayo kita mulai sidang isbat, kan sudah lengkap nih ahli hisab dan ahli rukyat berkumpul” kata salah seorang teman. Dan kita sambut dengan gelak tawa.
Mantab deh, generasi selanjutnya gak usah khawatir dengan bingungnya menentukan awal bulan karena sudah ada generasi ahli hisab dan ahli rukyat yang baru (guyon.com) hahaha… Tawa segar mengiringi perjalanan kami pulang ke rumah masing-masing.
Dengan silaturahim selain sebagai sarana mempererat hubungan antar teman, sahabat, kerabat, saudara atau keluarga, juga bisa melancarkan rezeki bahkan yang tak terduga sebelumnya. Ayo kita manfaatkan momen lebaran ini untuk banyak bersilaturahim, sambil saling melepas amarah dan dendam dengan saling memaafkan di antara kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, minal aidzin wal fa’idzin, mohon ma’af lahir dan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar