Kasus pemerkosaan
di angkot beberapa waktu yang lalu, sempat menjadi pemberitaan yang cukup besar.
Banyak faktor yang bisa memicu terjadinya tindak kriminal seperti pemerkosaan
itu, antara lain karena faktor keamanan yang kurang. Supir tembak yang tak
jelas identitasnya. Dan juga faktor korban yang mungkin saja menarik perhatian
para pelaku seperti, dengan berpakaian seksi atau mengumbar aurat.
Ironisnya,
setelah kejadian itu ada sejumlah perempuan memprotes pernyataan Gubernur DKI
Jakarta Fauzi Bowo karena menuding rok mini sebagai salah satu penyebab
maraknya kasus pemerkosaan di sejumlah angkot di Ibukota. Membela pakaian yang
mengumbar aurat seakan menunjukkan degradasi rasa malu.
Sekitar
50 orang perempuan itu membentang poster dan spanduk dalam aksi yang digelar di
Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu 18 September 2011. Sekitar
sepuluh perempuan terlihat mengenakan rok mini sebagai bentuk aksi protes
terhadap pernyataan Fauzi Bowo, atau biasa disapa Foke. Sisanya memakai rok
biasa dan celana panjang.
Salah
satu spanduk dan poster yang dibentangkan antara lain bertuliskan, "Jangan
Salahkan Baju Kami", "Hukum si Pemerkosa", "Perkosaan =
Kejahatan". Bahkan ada juga salah satu spanduk yang bertuliskan, “Bukan
tubuhku yang Porno tapi otakmu yang Porno”.
Saya
kira ini adalah pernyataan yang kliru, bagaimana mungkin seorang yang melihat
dapat tertarik tanpa adanya rangsangan? Coba lihat, ibarat kucing yang dikasih
ikan asin di depannya, mungkin hanya kucing “goblok” atau “mati’ yang tak mau
memakan ikan asin itu. Begitupun halnya dalam kasus pemerkosaan itu. Busana si
korban juga cukup berpengaruh bagi timbulnya pikiran ngeres si pelaku.
Maka,
pernyataan Gubernur DKI Jakarta itu pun ada benarnya juga, karena suatu
kejahatan juga bisa terjadi di samping ada kesempatan dan niat pelakunya, juga
ada peluang yang diberikan oleh korban. Maka, waspadalah! Waspadalah! (pinjem
slogan bang napi.com hehe..)
Yang
dikatakan oleh Foke itu adalah nasehat yang sepatutnya diperhatikan oleh para
kaum hawa. Karena di tengah krisis moral yang melanda bangsa saat ini kita
semua harus berusaha untuk menekan bahkan “membunuh” peluang orang lain untuk
berbuat kejahatan. Salah satunya – dalam kasus ini – adalah dengan tidak berpakaian
yang mengundang perhatian orang, atau berpakaianlah yang sopan dan menutup
aurat.
Dalam
hal ini kita tak perlu saling menyalahkan. Seluruh warga di negeri ini dari
mulai pemerintah dengan membenahi sistem keamanan, hingga lapisan masyarakat
berkewajiban untuk menjaga diri, keluarga dan lingkungannya. Segala kejadian
ada hikmahnya dan menuntut kita untuk lebih instropeksi diri sebelum bertindak
dan menyalahkan yang lain.
Sebagai
nasihat terbaik bagi para kaum perempuan khususnya muslimah, simak hadis
Rasulullah berikut :
Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”(HR. Muslim).
Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi
berkata, “Hadis ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul
kedua golongan itu. Hadis ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan
tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadis ini adalah
wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas
karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah
wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya
yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain.
Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian
tipis yang menampakkan warna kulitnya atau bentuk tubuh bagian dalam
(transparan). Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang
lainnya, hingga tampak besar seperti punuk onta.”
Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari
Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.
“Ada dua golongan penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia.“ (HR. Ahmad)
Hadis-hadis di atas merupakan “warning”
yang keras bagi kaum perempuan yang suka menampakkan sebagian atau keseluruhan
auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.
Penting untuk diperhatikan, Jumhur ‘ulama
bersepakat bahwa aurat wanita meliputi seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua
telapak tangan. Dalilnya adalah firman Allah swt:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(al-Nur:31)
Menurut Imam Thabariy dalam Tafsir al-Thabariy,
juz 18/118, makna yang lebih tepat untuk “perhiasan yang biasa tampak” adalah
muka dan telapak tangan. Keduanya bukanlah aurat, dan boleh ditampakkan di kehidupan
umum. Sedangkan selain muka dan telapak tangan adalah aurat, dan tidak boleh
ditampakkan kepada laki-laki asing, kecuali suami dan mahram. Penafsiran
semacam ini didasarkan pada sebuah riwayat shahih. Aisyah ra telah
menceritakan, bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke ruangan wanita dengan
berpakaian tipis, maka Rasulullah saw. pun berpaling seraya berkata:
“Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.”(HR. Muslim)
Finally, bagi kita yang memiliki isteri,
kakak, adik atau saudara dan teman perempuan sebaiknyalah saling mengingatkan
demi kebaikan kita semua. Agar senantiasa menutup aurat, memakai pakaian yang
sopan dan tidak mengumbar bentuk tubuh. Sehingga bangsa ini terhindar dari
kerusakan moral. Tidaklah ada hal besar yang dimulai dari hal-hal kecil. Jika
hal-hal semacam aurat sudah dianggap kecil dan remeh maka bisa muncul petaka
yang akan terjadi di muka bumi ini. Semoga Allah senantiasa menjaga keluarga,
dan masyarakat serta segenap kaum muslim muslimah dari segala keburukan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar