Rabu, 28 September 2011

Tips Agar Wajah Segar, Mata Berbinar

Sobat, kamu semua tentu senang bila memiliki wajah yang selalu segar dan mata berbinar indah. Ternyata ada tips sederhana yang bisa kamu praktikkan untuk memilki kedua hal itu. Tips ini sangat mudah dilakukan dan tak perlu biaya mahal. Penasaran? Simak yach!

Agar wajah selalu segar 
Untuk memiliki wajah yang selalu segar dan berseri, lakukanlah beberapa hal berikut:
  1. Minum air putih delapan gelas sehari Siapkan selalu botol berisi air putih, baik si rumah maupun di sekolah. Ingat, kekurangan air putih akan menyebabkan kulit kering dan tubuh menjadi malas.
  2. Konsumsi buah-buahan segar Pilih buah yang banyak mengandung air, misalnya apel, jeruk, pir dan sebagainya. Mengkonsumsi buah akan membantu mengembalikan kebugaranmu. 
  3. Lakukan gerakan ringan Berbagai aktivitas, terutama di sekolah, kadang membuat tangan dan leher tegang. Lakukanlah stretching ringan tanpa keluar dari ruangan. Misalnya dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala sambil menarik nafas dalam-dalam, kemudian keluarkan perlahan-lahan. Hal ini bisa dilakukan dengan duduk ataupun berdiri. 
  4. Dengarkan murottal Mendengarkan murottal adalah salah satu cara untuk mengatasi pikiran yang sedang suntuk. Pasang volume sesuai dengan konsumsi telinga, kalau perlu lewat earphone. 
  5. Lakukan senam muka Saat kamu mulai ngantuk, basuhlah wajahmu dengan air dingin kemudian keringkan. Lakuakn senam wajah dengan membuka mulut lebar-lebar kemudian mengatupkannya dan memelototkan mata dengan gerakan bola mata ke kiri dan ke kanan. Setelah itu rapikan penampilanmu. 
  6. Masker wajah Untuk menjaga dan memelihara kesegaran kulit wajah, masker wajah sederhana dari buah-buahan yang dihaluskan ditambah sedikit madu, sangat cocok untuk memelihara kesegaran kulit wajah, khususnya bagi sobat muslimah. 
Jika 6 tips di atas kamu praktikkan, insyaAllah wajah yang segar dan mempesona pun akan kamu miliki.

Agar mata sehat berbinar 
Mata adalah salah satu bagianwajah yang sangta penting. Diperlukan perawatan khusus untuk menjaga kesehatan dan keindahannya. Berikut ini beberapa tips untuk memiliki mata sehat dan berbinar indah.
  1. Setiap pagi setelah bangun tidur, isi mulutmu dengan air, pejamkan mata dan perciki/siram matamu sekitar 10-15 menit. Mata tidak boleh dibasuh dengan air panas. 
  2. Mata dan wajah tidak boleh dibasuh jika badan sedang berkeringat, terutama setelah melakukan latihan fisik yang berat atau setelah terjemur matahari dan panas. 
  3. Hindari menatap terus menerus terutama pada objek dengan jarak yang jauh. Suatu hal yang baik jika kamu mengejapkan mata auatu member istirahat pada matamu. Jangan melihat suatu objek di bawah cahaya matahari yang terang untuk waktu yang lama. Jangan membaca, manulis atau bekerja yang menggunakan mata dengan sinar yang tidak tepat, atau jika cahaya tidak cukup. Istirahat sejenak dan istirahatkan mata jika rasa berat atau kelelahan terasa pada mata. 
  4. Bangulah sebelum matahari terbit. 
  5. Tidak tidur pada malam hari dan tidur setelah matahari terbit dapat membahayakan mata. Jika tidak tidur tidak dapat dihindari, minumlah secangkir air setiap setengah jam. 
  6. Lindungi mata dari debu, asap, terik cahaya matahari dan angin yang kencang. Hindari berada lama dalam keadaan yang seperti itu. Jika kamu tidak dapat menghindar dari keadaan tersebut, kejap-kejapkan matamu dan pijat dengan lembut matamu yang terpejam dengan telapak tangan. 
  7. Karena sembelit dapat melemahkan penglihatanmu, teratur dan bersih mengeluarkan hajat besar harus dijaga. Juga hindarilah stres, karena terlalu banyak keinginan/gelisah, sedih, marah, ketegangan jiwa dan kuatir dapat membahayakan mata. 
  8. Satu latihan yang mudah adalah menggerakkan bola mata ke segala arah yaitu, kanan dan kiri, atas dan bawah, dan putarlah searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Latihan mata teratur membantu menjaga penglihatan yang sempurna. 
  9. Gosok kedua telapak tangan selama 30 detik dan letakkan dengan lembut telapak tangan yang hangat pada mata yang terpejam. Makanlah kubis dan wortel, dengan begitu saja atau dibuat jus. Itu sangat bermanfaat untuk kesehatan mata. 
  10. Masukkan satu sendok teh dalam segelas air dan diamkan semalam. Pada pagi harinya, saring airnya dan basuhlah mata dengan air tersebut. 
  11. Teteskan setetes madu di setiap mata satu kali seminggu. Madu dapat memebersihkan dari berbegai kotoran dan debu. 
Dengan mengikuti tips di atas mata kita akan terjaga kesehatan dan keindahannya. Ini juga bermanfaat bagi mereka yang memiliki penglihatan lemah.

Referensi : Majalah Elfata

Selasa, 27 September 2011

Pesan Untuk Sobat Cewek

Kasus pemerkosaan di angkot beberapa waktu yang lalu, sempat menjadi pemberitaan yang cukup besar. Banyak faktor yang bisa memicu terjadinya tindak kriminal seperti pemerkosaan itu, antara lain karena faktor keamanan yang kurang. Supir tembak yang tak jelas identitasnya. Dan juga faktor korban yang mungkin saja menarik perhatian para pelaku seperti, dengan berpakaian seksi atau mengumbar aurat.

Ironisnya, setelah kejadian itu ada sejumlah perempuan memprotes pernyataan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo karena menuding rok mini sebagai salah satu penyebab maraknya kasus pemerkosaan di sejumlah angkot di Ibukota. Membela pakaian yang mengumbar aurat seakan menunjukkan degradasi rasa malu.

Sekitar 50 orang perempuan itu membentang poster dan spanduk dalam aksi yang digelar di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu 18 September 2011. Sekitar sepuluh perempuan terlihat mengenakan rok mini sebagai bentuk aksi protes terhadap pernyataan Fauzi Bowo, atau biasa disapa Foke. Sisanya memakai rok biasa dan celana panjang.

Salah satu spanduk dan poster yang dibentangkan antara lain bertuliskan, "Jangan Salahkan Baju Kami", "Hukum si Pemerkosa", "Perkosaan = Kejahatan". Bahkan ada juga salah satu spanduk yang bertuliskan, “Bukan tubuhku yang Porno tapi otakmu yang Porno”.

Saya kira ini adalah pernyataan yang kliru, bagaimana mungkin seorang yang melihat dapat tertarik tanpa adanya rangsangan? Coba lihat, ibarat kucing yang dikasih ikan asin di depannya, mungkin hanya kucing “goblok” atau “mati’ yang tak mau memakan ikan asin itu. Begitupun halnya dalam kasus pemerkosaan itu. Busana si korban juga cukup berpengaruh bagi timbulnya pikiran ngeres si pelaku.

Maka, pernyataan Gubernur DKI Jakarta itu pun ada benarnya juga, karena suatu kejahatan juga bisa terjadi di samping ada kesempatan dan niat pelakunya, juga ada peluang yang diberikan oleh korban. Maka, waspadalah! Waspadalah! (pinjem slogan bang napi.com hehe..)

Yang dikatakan oleh Foke itu adalah nasehat yang sepatutnya diperhatikan oleh para kaum hawa. Karena di tengah krisis moral yang melanda bangsa saat ini kita semua harus berusaha untuk menekan bahkan “membunuh” peluang orang lain untuk berbuat kejahatan. Salah satunya – dalam kasus ini – adalah dengan tidak berpakaian yang mengundang perhatian orang, atau berpakaianlah yang sopan dan menutup aurat.

Dalam hal ini kita tak perlu saling menyalahkan. Seluruh warga di negeri ini dari mulai pemerintah dengan membenahi sistem keamanan, hingga lapisan masyarakat berkewajiban untuk menjaga diri, keluarga dan lingkungannya. Segala kejadian ada hikmahnya dan menuntut kita untuk lebih instropeksi diri sebelum bertindak dan menyalahkan yang lain.

Sebagai nasihat terbaik bagi para kaum perempuan khususnya muslimah, simak hadis Rasulullah berikut :
Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”(HR. Muslim).
Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi berkata, “Hadis ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadis ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadis ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya atau bentuk tubuh bagian dalam (transparan). Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang lainnya, hingga tampak besar seperti punuk onta.”

Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.
Ada dua golongan penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia.“ (HR. Ahmad)
Hadis-hadis di atas merupakan “warning” yang keras bagi kaum perempuan yang suka menampakkan sebagian atau keseluruhan auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.

Penting untuk diperhatikan, Jumhur ‘ulama bersepakat bahwa aurat wanita meliputi seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalilnya adalah firman Allah swt: 
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(al-Nur:31)
Menurut Imam Thabariy dalam Tafsir al-Thabariy, juz 18/118, makna yang lebih tepat untuk “perhiasan yang biasa tampak” adalah muka dan telapak tangan. Keduanya bukanlah aurat, dan boleh ditampakkan di kehidupan umum. Sedangkan selain muka dan telapak tangan adalah aurat, dan tidak boleh ditampakkan kepada laki-laki asing, kecuali suami dan mahram. Penafsiran semacam ini didasarkan pada sebuah riwayat shahih. Aisyah ra telah menceritakan, bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke ruangan wanita dengan berpakaian tipis, maka Rasulullah saw. pun berpaling seraya berkata:
Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.”(HR. Muslim)
Finally, bagi kita yang memiliki isteri, kakak, adik atau saudara dan teman perempuan sebaiknyalah saling mengingatkan demi kebaikan kita semua. Agar senantiasa menutup aurat, memakai pakaian yang sopan dan tidak mengumbar bentuk tubuh. Sehingga bangsa ini terhindar dari kerusakan moral. Tidaklah ada hal besar yang dimulai dari hal-hal kecil. Jika hal-hal semacam aurat sudah dianggap kecil dan remeh maka bisa muncul petaka yang akan terjadi di muka bumi ini. Semoga Allah senantiasa menjaga keluarga, dan masyarakat serta segenap kaum muslim muslimah dari segala keburukan. Amin.

Rabu, 21 September 2011

I have a DREAM, Do you?

Bicara tentang kesuksesan pasti sangat erat kaitannya dengan sebuah cita-cita atau impian. Kesuksesan bisa tercapai berawal dari adanya cita-cita atau impian yang diwujudkan dalam bentuk nyata dengan segenap upaya. Dalam persepsiku antara cita-cita maknanya dengan impian ada sedikit perbedaan makna.

Menurutku cita-cita itu maknanya lebih bersifat profesi atau pekerjaan. Sedangkan impian bisa lebih luas maknanya, bisa dikatakan semua keinginan seseorang yang ingin diwujudkannya dan dalam bentuk apa saja tidak hanya terbatas pada profesi atau pekerjaan. Kalo menurut teman-teman bagaimana, apakah ada perbedaan antara cita-cita dan impian?

Namun, cita-cita atau impian di sini bisa disama artikan maknanya. Anggap saja sebuah sinonim biar tidak (lebih) ribet.

Aku yakin dulu ketika kita kecil pun hampir tak mungkin ada di antara kita yang tak pernah ditanya tentang cita-cita, dengan kalimat “apa cita-citamu?” atau “cita-citamu ingin jadi apa?” dan lainnya. Namun apakah cita-cita atau impian itu masih terpelihara sampai saat ini atau masihkah ada semangat untuk mewujudkannya? Atau sebaliknya telah hilang seiring dengan berjalannya waktu. Jangan sampai hidup kita berlalu begitu saja tanpa ada upaya mewujudkan minimal satu cita-cita atau impian yang mulia.

Dari buku-buku motivasi yang pernah aku baca, banyak di antara kiat-kiat untuk menggapai kesuksesan hidup adalah salah satunya dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas, yakni berupa cita-cita atau impian yang ingin digapai. Memang banyak di antara kita yang memiliki impian dalam hidup ini, namun impian tersebut tidak disertai dengan motivasi yang kuat dan keikhlasan diri untuk berusaha menggapainya, sehingga impian itu hanya tinggal angan belaka tanpa ada tindaknya nyata untuk mewujudkannya.

Menurut L. Thomas Harrison dan Mary H. Frakes dalam bukunya The DNA Succes, satu hal yang menyebabkan seseorang sukses adalah definisi orang tersebut tentang sukses yang membuatnya berhasrat untuk mengejarnya. Sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki impian, akan menjalani hidup apa adanya tanpa muara. Ia akan selalu merasa tidak memiliki tantangan apapun, akibatnya hidupnya pun cenderung stagnan.

Tak sedikit orang bahkan di antara kita yang berangggapan bahwa hidup itu gak usah ribet, nyantai saja seperti air mengalir. Anggapan bahwa hidup gak usah ribet itu memang benar dalam artian dalam menjalaninya dengan easy going, bukan hidup penuh kebingungan dan keluh kesah. Namun bukan berarti hidup hanya apa adanya saja tanpa disertai tujuan yang jelas berupa cita-cita atau impian. Apalagi tak punya keinginan untuk menebar manfaat kepada sesama. Lantas, apa yang akan dijadikan bekal menuju akhirat kelak?



Dengan memiliki dan menetapkan cita-cita atau impian yang ingin dicapai dalam hidup ini, maka hidup ini akan lebih terarah dan bermakna. Semangat hidup akan tetap membara meski diterpa gelombang pasang surut kehidupan. Ibarat satu bangunan yang sudah pasti diawali dengan pondasi sebelum berdiri kokoh di atas bumi. Begitu pula dengan hidup kita, cita-cita atau impian adalah pondasi kehidupan untuk menjadikan tetap kokoh menjalani setiap episode kehidupan.

Kita pun bisa melihat dari karya-karya anak bangsa yang mengangkat tema impian seperti Andrea Hirata dengan tetralogi Laskar Pelanginya. A. Fuadi lewat trilogi Negeri 5 Menaranya (novel ketiga belum terbit). Yang di balik kehadiran novel mereka yang terinspirasi dari kisah nyata yang mereka alami, ada pesan yang kuat tentang pentingnya memiliki sebuah cita-cita atau impian dalam usaha mendapatkan kesuksesan hidup.

Akan tetapi, sebuah impian akan lebih bermakna bila impian tersebut bermuara pada kemanfaatan bagi sesama manusia. Memang pertama kali punya cita-cita atau impian pastilah yang terlintas adalah bagaimana menjadi pribadi yang sukses. Tapi jangan hanya berhenti sampai disitu saja. Tujuan memiliki cita-cita atau impian harus ada muara berikutnya dan ini menurutku sangat penting, adalah dengan menyisipkan niat untuk berbagi dan menjadikan wujudnya keinginan kita itu sebagai jembatan agar hidup kita bisa bermanfaat bagi sesama. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain? Dengan berbagi dan menebar manfaat maka kedamaian dan kebahagiaan hidup akan makin menghampiri kita, yang semuanya tak bisa diserupakan dengan keindahan materi atau kekayaan sekalipun.

Sekedar sharing, aku sendiri bercita-cita menjadi dosen, penulis, pengusaha kuliner dan motivator muslim yang dapat memberikan manfaat bagi sesama. Aku juga memiliki impian mendirikan “Rumah Baca” dan sekolah menulis serta kelas qira’ah di kampung kelahiranku. selain itu, aku juga ingin mempunyai penerbitan sendiri yang bisa mendukung lahirnya generasi penulis yang berahklak, jujur, inspiratif dan bermanfaat bagi orang lain serta ikut andil dalam mencerahkan masa depan bangsa dan negara.

Itulah uraian singkat mengenai cita-cita dan atau impianku, sengaja aku share di sini agar aku lebih termotivasi untuk bisa mewujudkannya. Bukankah kata-kata yang baik dari ucapan lisan maupun tulisan adalah bagaikan untaian do’a secara tak langsung. Semoga para malaikat pun ikut mengamini segala niat baik yang terbungkus indah dalam cita-cita atau impian kita semua. Baik yang telah, sedang dan akan kita perbuat, semoga dicatat sebagai amal saleh sebagai bekal kita menuju taman firdaus-Nya. Amin…
So, bermimpilah kawan!

I have a dream, do you?

Sabtu, 17 September 2011

Lima Sebelum Lima

Pesan nabi kepada semua umatnya
Jagalah lima sebelum datangnya lima
Pertama… Jaga muda sebelum tuamu
Kedua… Jaga kaya sebelum miskinmu
Ketiga… Jaga sempat sebelum sempitmu
Jagalah sehat sebelum sakitmu…

Selagi kau sehat, bekerja yang giat
Usia yang muda jangan kau sia-sia
Selagi kau kaya jangan foya-foya
Gunakanlah harta di dalam bertaqwa

Agar dirimu tak merugi
Dalam hidup yang singkat ini
Agar kau tak menyesal nanti
Di saat menghadap Ilahi…
Dari itu marilah kawula muda
jagalah lima sebelum lima

Sumber : Bulletin Dakwah Remaja edisi April 2009

Jumat, 16 September 2011

Wisata Buku

Kemarin ketika aku pergi ke Surabaya untuk menyelesaikan beberapa urusan, aku menyempatkan diri untuk mampir di salah satu toko buku di kawasan Margorejo Indah. Aku sangat antusias setiap kali berkunjung ke toko buku. Aku senang sekali bisa kembali mencium aroma buku yang menggiurkan dan memaksaku untuk selalu ingin membeli dan memiliki setiap buku-buku yang terpajang rapi di rak toko buku. Bahkan terbesit keinginan suatu saat bisa mempunyai toko buku sendiri. Sejauh mata memandang yang semuanya adalah buku yang menarik membuatku betah berlama-lama di toko buku.

Aku bersyukur akhir-akhir ini minat bacaku meningkat karena sebelumnya aku amat jarang bahkan malas sekali untuk sekadar membaca koran atau majalah sekalipun. Hanya bila akan datang waktu ujian saja aku sempatkan kembali membuka buku-buku pelajaran, dengan sedikit terpaksa karena diobrak ortu hehe… Tapi itu dulu, sekarang aku sadar bahwa dengan membaca bisa membuka wawasan yang lebih luas, dan pengetahuan baru yang selama ini belum pernah ku dapatkan di bangku sekolah. Dengan membaca pula seakan bisa menjelajah dunia, menyelami pemikiran para ulama dan ilmuwan seluruh dunia dengan hanya duduk manis dtemani teh manis.

Kembali ke toko buku, ada pemandangan menarik di saat aku sedang asik melihat dan membaca beberapa tumpukan buku baru dan juga buku-buku best seller. Adalah seorang ayah ditemani tiga orang anaknya, satu dua perempuan dan satu laki-laki. Anak perempuan yang satu seumuran SMA dan satu lagi masih kecil dan imut-imut seumuran TK, dan yang laki-laki seumuran anak SD. Aku melihat mereka sangat menikmati sajian tumpukan buku yang terpajang rapi di atas rak bertingkat.

Sesekali dari mereka ada yang bertanya pada ayahnya setiap kali mendapati buku yang menarik perhatiannya.

      "Yah, adik mau beli ini ya? Ini bagus lho, tentang science? Tapi harganya agak mahal sih…"
      Ujar salah satu dari tiga anak itu.

Dengan bijak ayahnya menanggapi,

      "Coba sini ayah lihat dulu apa memang cocok buat kamu, kalau memang bagus gak apa-apa 
       ayah belikan." Jawab si ayah.

Aku sangat menikmati pemandangan menarik itu. Aku pun memutuskan membeli dua buku yang menarik bagiku. Yang lebih menarik lagi adalah pada saat aku antri untuk membayar buku di bagian kasir, yang berbarengan di depanku ada ayah dan tiga anak tadi. Aku lihat tumpukan buku yang dibeli oleh mereka. Subhanallah, banyak banget buku yang mereka beli. Sungguh merupakan semangat keluarga yang mendambakan masa depan yang cemerlang.

Apa yang dilakukan oleh seorang ayah itu di era sekarang ini mulai jarang terlihat. Sangat sedikit yang memilih mengisi waktu luang atau momen liburan dengan mengunjungi toko buku atau berwisata buku. Bila ada waktu senggang atau momen liburan mayoritas para keluarga memilih untuk menghabiskan waktunya dengan pergi ke tempat wisata atau ke mall. Apalagi kemudian punya keinginan untuk menyisihkan budget tersendiri untuk membeli buku, mungkin tak pernah terpikirkan.

Kegiatan wisata buku atau berkunjung ke pusat-pusat penjualan buku sekarang ini seakan makin sepi peminat, kecuali bagi kalangan yang hobi membaca atau bisa disebut kutu buku. Bahkan saat ini kaum pelajar sekalipun yang lazimnya bersahabat erat dengan buku pun juga mengalami degradasi minat terhadap buku. Padahal buku merupakan salah satu “vitamin” yang amat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Dan apa yang ku lihat di toko buku itu ialah sebuah momen yang sangat inspiratif dalam menggugah kembali semangat cinta buku, semangat baca dan semangat menuntut ilmu.

Wisata buku pun bisa menjadi semacam penyegaran otak di tengah padatnya aktivitas sehari-hari. Lebih dari itu beragam manfaat bisa didapatkan lewat aktivitas membaca buku, khususnya dalam memperluas khazanah kelimuan dan membangun kerangka berpikir yang lebih bijak. Buku, yang sangat erat kaitannya dengan aktivitas membaca sudah seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.


Bila kita melihat kembali ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Meskipun dalam hal ini makna membaca adalah sangat luas, dengan kata lain membaca tidak hanya membaca buku. Kehidupan ini pun ibarat buku yang terhampar luas sebagai sarana manusia untuk terus mempergunakan akalnya menyelami kebesaran Sang Maha Pencipta. Namun tetaplah makna membaca adalah erat kaitannya dengan buku atau membaca buku.

Ironisnya, saat ini banyak orang tua yang ingin anaknya pandai, suka belajar dan mencintai buku. Padahal orang tua itu sendiri tak pernah bersentuhan dengan yang namanya buku, jangankan mengajak untuk wisata buku bersama, membaca buku saja enggan. Ini yang aku ketahui sendiri ketika aku bermain ke rumah beberapa teman. Jarang sekali terlihat rak khusus untuk buku, yang banyak adalah aksesoris keindahan rumah. Bila demikian, bagaimana mungkin berharap anaknya akan suka belajar, cinta buku dan pandai?

Alhamdulillah, meskipun aku dilahirkan bukan dari keluarga yang hobi baca, mungkin hanya ayahku yang memliki hobi baca yang cukup tinggi. Anggota keluarga yang lain sekedar suka membaca artikel ringan yang ada di tabloid atau majalah saja. Namun paling tidak, semua anggota keluarga selalu mendukung hobiku membaca serta keinginanku untuk mempunyai perpustakaan pribadi dengan mengoleksi berbagai jenis buku. Aku ingin suatu saat keinginanku memiliki perpustakaan pribadi bisa terwujud, bahkan aku juga punya impian mendirikan “Kampoeng Baca” di kampung kelahiranku. Sehingga masyarakat di desaku akan semakin melek baca dan makin cinta buku dan makin rajin ber-wisata buku. Dengan begitu “wabah” kebodohan di desaku bisa berkurang bahkan hilang sama sekali.

Sungguh indah bila tiap keluarga di negeri ini punya agenda rutin untuk berwisata buku, terlebih menyediakan budget khusus untuk membeli buku. Ditambah lagi dengan menggiatkan aktivitas membaca buku. Dengan demikian, kebodohan akan benar-benar hilang dari kehidupan negeri ini.

Mari budayakan baca, budayakan cinta buku. Mari ber-WISATA BUKU

Love Image



Decorated with human nature
With love as divine grace
To be able to live filial
Men and Women
To be able to develop offspring
For the successor to the struggle

When it comes the feeling of love
Be careful and vigilant
Keep, maintain and control your
So until the time
Lawful if
Big Dipper arrived dititik love marriage

Many have young shoots
dropping off before flowering
victims of wicked lust
That the name of love
Do you tarnish the image of love
which is sacred & precious

Thank for the gift of love
Maintain the image of Love


source: Youth Da'wah Bulletin in March 2009 issue

Rabu, 14 September 2011

Berkah Silaturahim

Titit…titit…, langsung aku raih HP dari kantongku, sms dari wawan temen kuliahku satu fakultas dan satu kosma, aku baca pesannya:

“kpn brgkat van?”

Begitu singkat pesannya, seketika itu aku inget kalo aku yg minta bantuannya nemenin aku pergi ke PA hari ini, biasa semester tuwek kerjaane muter2 golek judul hehe…

Langsung aku bergegas pijet2 keypad HPku dg lincah (koyok raja sms-ae hehe…), aku balas smsnya dg pesan lumayan singkat jg,

“Oke wan, tunggu aq segera meluncur ksna”,

Langsung aku bergegas mengambil tas cangklongku dan ‘kabur’…, pondok tempat mukim temenku itu gak jauh dari tempatku, hanya butuh sekitar 7 menitan utk sampai ke sana. Setelah nyampe di tempat temenku itu, tanpa banyak basa-basi ‘bismillah’ kami berangkat ke PA Surabaya, sebenarnya acara ke PA adalah ideku, dan temenku itu aku ajak ‘hanya’ untuk nemenin aku biar ntar observasinya tambah lancer plus ngurangin gugup gt lok hadapan ma para hakim (koyok seng kate sidang cerei ae van…van… hehe…).

Setiba di sana, aku melihat pemandangan yang ah bkin hati miris, ini PA kq kayak rumah sakit aja ya, lha wong parkirnya penuh yang antri di ruang tunggu jg penuh, sebenere pemandangan ini dah gak asing lagi bagiku dan mungkin jg temenku itu krn dulu dah pernah praktek di PA pas PPL, tp tetep aja sekelebat terlintas dlm pikiranku “apa emank dah jd tren ya jaman sekarang kawin-cerai, kawin-cerai kayak permainan anak-anak aja?!” ya kalo alasan2nya emang bener2 krn KDRT ato kezaliman salah satu pihak misalnya ntu sih masuk akal kalo emang harus mengakhiri ikatan suci dg perceraian, lha ini kebanyakan alasannya malah krn hal2 yang sepele, cekcok dikit dah minta bubar dll… (halah awakmu yo durung berkeluarga mn tau urusan rumah tangga dan tetek bengeknya, ah itu urusan mereka EGP yg penting sekarang urusanku selesai).

Tiba2 temenku menepuk pundakku,

“heh, kq malah bengong sih? Liat apa’an, janda yg ake baju putih yg masih kliatan seger itu yach? Mau ma dia?” hehe… ia melirikku dg wajah sperti ngeledek tp aku tau dia cm guyon,

Langsung aku sahut,

"Huss, ya nggaklah, gak nolak maksute asal kaya" hahaha…

“halah raimu van…van… palingo yo kowe doyane mbaro seng tuwir2 koyo ngunu, wez ndang milio iku loh akeh janda tinggal pilih wae, hahaha… tmenku tertawa lepas penuh kemenangan,

Agaknya aku males ngladeni dia ntar malah gak selesei2 urusannya lok gini terus, yah sekali-kali ngalah deh,

“yo wezlah karepmu pengen ngomong opo, seng penting ayo saiki mlebu nemoni pak hakim!!” jawabku sambil bergegas masuk ke gedung PA yang berlantai dua itu.

Dengan raut muka agak kecewa aku keluar dari gedung PA, ternyata gak semudah yang aku bayangin sebelumnya tak kira berangkat ke PA dg surat dari kampuz eh ternyata masih harus nunggu 3 hari lagi kalo pengen konsul ama para hakim maupun para oknum PA, ya udah deh 3 hari lagi aku ke sini lagi yg penting aku udah usaha.

“wez toh nyante aja ndak usah dipikir banget2, ntar jg selesai dijalani ajah”.

Meskipun temenku wawan ini agak nyebelin tapi terkadang dia juga bias jd tukang pemompa semangat lewat guyon2nya ato kata motivasinya.

“yoi, thankz brow!”

“gmn, kmn kita sekarang?” baru mau aku jawab eh dia nyrocos lagi,

“gmn lok km nemenin aku silaturahim ke mbakku, mau gak?”

“emang mbakmu tinggal dmn?”

“ya kita gak kerumahnya tp langsung ke tempat gawenya di salah satu mall di Sby, gmn? wez ta ayo gak rugi deh silaturahim tu banyak manfaatnya lho!"

Dengan nada agak males,

“ya deh, ayok!”

Sebenernya aku agak males pengen langsung pulang aja trus tidur tapi aku pikir2 lagi oke jg lah nambah pengalaman. Sehabis sholat dluhur di masjid PA kami langsung berangkat menuju tempat mbaknya temenku.

Gedung yang lumayan tinggi dan cukup besar bertuliskan ‘BG Junction’, oalah ternyata mbaknya temenku gawe di sini, ya lumayan deh sekalian jalan2 n cuci mata hehe…

GPL kami langsung menuju stan tempat mbaknya temenku itu gawe, akhirnya ketemu juga setelah sempet nyasar dikit, ruangan yg tidak lebih besar dari musholla depan rumahku tp cukup nyaman untuk dipake buat jualan di atasnya bertuliskan…ehmmm… aku lupa apa tulisannya, yang jelas di situ sedia alat2 elektronik jg alat olahraga.

Aku dan wawan berdiri mendekat stan itu, belum sempet ngomong dah di samber duluan ma yg jaga seorang cewek bermuka lonjong agak oriental, matanya sipit, berambut panjang terurai, bodynya proporsional dibalut dg kemeja putih dan celana panjang ketat warna coklat,

“silakan mas, nyari apa? Di sini tersedia…”, belum selesai bicara temenku langsung nyahut,

“maaf mbak kami ke sini mau nyari mbak Mey, mbak Mey-nya ada?”

“Oh mas2 nyari mbak Mey toh, ya udah sebentar mas dia sedang sholat, ntar saya panggilkan dulu, silakan masuk aja itu silakan duduk di situ sambil nuggu bentar”. Jawab mbak berkemeja putih itu dengan senyum manis mengembang.

Batinku: ala mak… cantik jg mbak itu, sexy lg tiba2 hatiku berdesir waktu dia noleh ke arahku meninggalkan senyuman sekali lg sebelum dia pergi manggil mbaknya temenku, Astaghfirullah… aku berlindung pada-Mu ya Rabb dari godaan setan dan keburukan nafsuku (paling lok crita ke temen2 respone gayamu van koyok nang novel2 religi ae pake nyebut2 segala ah mending daripada bayangin yg aneh2).

Aku jd teringat akan tausiyah ustadzku di kampung, kata beliau: setan gak bakal henti-hentinya menggoda manusia sampe dia jadi budaknya, dia akan terus menggoda manusia dari arah kanan kiri depan belakang, godaan itu banyak macamnya salah satunya adalah lewat perempuan bagi pemuda yang masih bujang maka bertakwalah kepada Allah insya Allah kamu akan selamat. Kata2 ustadzku itu seakan memberikan hawa sejuk bagi jiwa mudaku yg masih hangat2nya.

Aku dan wawan duduk di kursi yg mirip yg ada di kafe2 dg meja bundar yg gak terlalu lebar dan tiga kursi kecil2 melingkar di samping meja. Aku lihat wawan masih sibuk utak atik HPnya sementara aku memperhatikan interior ruangan tempat gawe mbaknya temenku itu. Rungannya kecil tp desainnya bagus sehingga cukup nyaman untuk sekedar duduk berlama-lama di situ. Tak lama kemudian mbaknya temenku datang dg penampilan yg nyaris sama dg mbak yg tadi menyapa aku dan wawan hanya beda warna celana saja, ia langsung menyapa wawan dan menyunggingkan senyumnya ke arahku jg.

Ternyata mbaknya temenku adalah sosok yg sangat ramah, meskipun dalam hati aku terus bergumam, eman jg ya mbak ini cantik, wajahnya putih bersih dan bibirnya yg tipis menggoda tp kq kurang nutup aurat, bayanganku kalo dua2nya dikasih jilbab akan tmbah cantik kali ya? Astaghfirullah… lagi-lagi utekmu van…van… aku hanya bisa berdo’a semoga di lain kesempatan mbak2 itu mau lebih menutup auratnya.

Dari tadi prasaan crita cewek mulu, nah sekarang waktunya tiba, setelah lama kami ngobrol mbak Mey mau traktir aku ma wawan makanan,

“kalian dah makan? Tak pesenin ya!” Tanya mbak Mey

“udah kq mbak, td kita dah makan di pondok, bahkan kekenyangan” jawab si wawan.

Ah wawan ini lok aku yg jadi adiknya mbak Mey pati dah tak iyain deh tawarannya, lumayan kan kuliner gratis di mall yg lumayan gede, kpn lg?! tp gmn lg aku bkn adiknya. gumamku dlm hati dg perasaan agak kecewa. Tp iya2 temenku itu tau tata krama gak asal gragas kayak aku hehe…

Akhirnya cm dua gelas es teh susu yg menemani obrolan kami,…
Menjekang ashar kelihatanya wawan merasa cukup dg kunjungannya kali ini, kemudian kami berdua minta pamit, tapi kami masih disuruh nunggu bentar ma mbak M, ternyata kami dibelikan roti yg kelihatannya bermerek, wah mantep iki batinku.

Sebelum pulang aku jg lihat mbk Mey mengeluarkan sesuatu dari dompetnya,… dan eitz… lok gak salah nominalnya ‘cepek’, langsung aku mbatin lagi “kq aku gak dikasih jg ya?” hehe…. Raimu van…van… wez dike’i roti enak bersyukur malah maruk, masya Allah iya ya harusnya aku bersyukur banget dah dikasih rezeki roti gratis.

Akhirnya aku ma wawan pulang dg senyum penuh kegembiraan.

Alhamdulillah. Gak rugi deh aku tadi ikut silaturahim ke tempat mbaknya temenku, selain bs jalan2 cuci mata, nambah pengalaman, nambah sodara, dapet roti gratis lagi. Emg bener silaturahim banyak berkahnya, temenku aja sekali silaturahim dapet ‘cepek’, aku mau praktekin ah silaturahim ke kerabat2 deket, sapa tau dapet lebih banyak rejeki.

Ehmmm…..kira2 lok aku silaturahim ke bude2 aku bakal dapet sangu brp ya? Hehehe…

*ini adalah catatanku tahun lalu ketika sedang asik-asiknya berjuang mencari judul skripsi.

Rabu, 07 September 2011

AHLI HISAB vs AHLI RUKYAT

Judul tulisan ini sama sekali tidak berkaitan dengan ilmu perbintangan atau membahas soal hisab dan rukyat, pun bukan pula bicara soal penetapan hari raya idul fitri. Tapi tulisan ini hanya sebuah cacatan kecil dari acaraku hari ini jalan-jalan bersama teman-teman. 


Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba ada yang datang. Ah…kayaknya agak lebay kalau pakai istilah itu, mendingan biasa aja deh. Tapi ya bisa diibaratkan kayak kalimat barusan, tak ada sms dan telpon tiba-tiba temanku datang ke rumah. Temanku ini yang tergabung dalam satu organisasi remaja, dua orang teman yang datang tadi pagi di rumah selain silaturahim dan minal-minalan, walah istilah opo maneh iku? Hehehe…, maksute ma’ap-ma’apan, mereka mengajak aku untuk jalan-jalan bersilaturahim ke teman-teman remaja yang lain.

Pada awalnya aku sempat agak malas untuk pergi-pergi dan akan menolak ajakan mereka coz ini hari aku mengawali ‘nyawal’ alias puasa syawal, tapi ya karena melihat gurat semangat di wajah teman-temanku itu, dan apalagi juga masih momen lebaran aku jadi ikutan tergerak untuk berangkat. Okelah untuk saat ini posoku tak batalno, insya Allah besok atau lusa masih bisa memulai kembali. Akhirnya kami pun berangkat…

 Nah, ketika persinggahan pertama kami di rumah salah seorang teman kami yang juga tergabung dalam komunitas organisasi remaja, cukup banyak kami disuguhi makanan. Akan tetapi yang paling menyita perhatian kami bertiga adalah satu omplong atau kaleng bermerek wafer coklat, dan salah satu temanku itu memang suka sekali dengan coklat, aku juga sih hehe… Ndilalah (bahasa jerman hehe..) eh ternyata setelah dibuka isinya krupuk rambak. Hati-hati penipuan banyak kaleng bermerek tapi dalamnya tak seperti cover-nya, kata temanku yang tuan rumah, sontak kami pun tertawa hahaha…

Tak terduga, yang awalnya kami sedikit kecewa karena merasa ‘tertipu’ dengan kaleng wafer coklat yang isinya krupuk rambak, ternyata kami pun malah ketagihan untuk menghabiskan krupuk tersebut, malah mungkin enaknya melebihi wafer coklat hehe… dan tak terasa kaleng telah kosong, krupuk rambak yang mulanya full satu kaleng habis dalam tempo sekejap oleh kami bertiga yang bagaikan para ‘singa’ kelaparan menyantap daging segar (lebay.com) hehehe…

Ba’da kami puas menghabiskan satu kaleng krupuk rambak, kami pun melanjutkan perjalanan berkunjung ke rumah teman kami yang lain, dan kami sukses pula mengajak satu teman lagi yang ‘menipu’ kami dengan kaleng wafer coklatnya tadi, dari bertiga jadi berempat, dengan dua motor berboncengan. Singgah di teman kami yang lain di daerah Pohkecik, kami pun sukses mengajak satu lagi teman untuk bersama-sama melanjutkan silaturahim. Tambah satu lagi personel, tambah rame tambah asik.

Yang paling mantab adalah ketika aku dan teman-teman mengunjungi salah seorang teman kami yang tinggal di kawasan perum mojokerto. Dalam kunjungan kami itu, kami bukan seperti berkunjung ke rumah teman tapi berkunjung ke rumah makan, karena sajian makanannya adalah makanan berat, yakni bakwan dan gado-gado. Memang benar berkah silaturahim luar biasa, salah satunya memperoleh banyak rezeki, termasuk makan siang menu mantab dengan tanpa bayar alias gratis hehehe… dan sekali lagi kami bisa mengajak satu teman kami yang berdomisili di perum mojokerto itu, untuk kembali ber-anjang sana anjang sini. Bila diumpamakan bisnis multilevel, mungkin kami bisa sukses karena dengan mudah merekrut atau mengajak orang untuk bergabung.

Akhirnya, ini dia kejadian yang mengilhami judul tulisan kecil ini. Sebelum kami pulang, kami ber-enam berkunjung ke rumah teman yang cukup senior dalam organisasi remaja. dia tinggal di kawasan trawas. Daerahnya sejuk dan dingin, sangatlah cocok bagi yang ingin merasakan suasana rileks dan fresh khususnya bagi orang-orang yang tinggal di kota, yang kesehariannya bertemankan asap dan debu yang menyesakkan. Ada tiga orang di antara kami ber-enam yang perokok dan tiga sisanya termasuk diriku adalah golongn yang anti rokok. Tiba-tiba muncul sebutan bagi teman-teman kami yang perokok itu dengan sebutan ahli hisab alias penyedot rokok, sedangkan kami yang tidak merokok adalah ahli rukyat alias ndelok thok alias melihat saja. Hehehe… kami pun bergurau dengan istilah itu,

“Ayo kita mulai sidang isbat, kan sudah lengkap nih ahli hisab dan ahli rukyat berkumpul” kata salah seorang teman. Dan kita sambut dengan gelak tawa.

Mantab deh, generasi selanjutnya gak usah khawatir dengan bingungnya menentukan awal bulan karena sudah ada generasi ahli hisab dan ahli rukyat yang baru (guyon.com) hahaha… Tawa segar mengiringi perjalanan kami pulang ke rumah masing-masing.

Dengan silaturahim selain sebagai sarana mempererat hubungan antar teman, sahabat, kerabat, saudara atau keluarga, juga bisa melancarkan rezeki bahkan yang tak terduga sebelumnya. Ayo kita manfaatkan momen lebaran ini untuk banyak bersilaturahim, sambil saling melepas amarah dan dendam dengan saling memaafkan di antara kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, minal aidzin wal fa’idzin, mohon ma’af lahir dan batin.

Jumat, 02 September 2011

Meski Berbeda Tapi Tetap Satu

“Eyalah, rioyo bedo maneh…” (owalah, hari raya beda lagi). Itulah yang diucapkan beberapa orang sekitar rumah dengan nada agak kecewa. Karena melihat dan mendengar berita bahwa hari raya bakal berbeda hari lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan tahun ini memang bakal diakhiri dengan perbedaan perayaan hari raya Idul Fitri karena disebabkan perbedaan perhitungan dalam menentukan awal bulan Syawal. Ada yang kecewa karena memang inginnya mereka termasuk juga kita, hari raya itu idealnya bersama karena akan lebih ramai dan tentunya tak ada perdebatan.

Dulu ketika aku kecil, hampir setiap hari raya Idul Fitri atau lebaran selalu dirayakan bersama-sama. Dalam arti tak ada perbedaan penetapan hari raya dari beberapa ormas besar di Indonesia. Bisa dikatakan kompak, semua berlebaran bersama. Senang sekali rasanya lebaran jaman kecil dulu, suasananya sangat rame, berbagi kegembiraan bersama, terlebih lagi masih ramai-ramainya era petasan dan tak dibatasi seperti sekarang. Hampir semalaman suara petasan beriringan dengan kumandang takbir bergema di penjuru desaku.

Peran Mubaligh Muhammadiyah

Bila diperhatikan kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas umat Islam belakangan ini jauh dari prilaku islami. Kecenderungan masyarakat masa kini adalah berbuat maksiat, ingkar, dan kufur semakin tumbuh subur. Kejahiliyahan menyeruak di mana-mana. Bagaikan wabah yang dapat mengancam masa depan umat Islam. Wajah masyarakat menjadi kusam dan gelap tertutup oleh berbagai bentuk kebodohan dan kemungkaran. Maksiat menjadi pemandangan sehari-hari dalam masyarakat. Bahkan rasa sensitif terhadap berbagai kemungkaran seakan tidak ada lagi.

Masyarakat menjadi pengecut dan tumpul, semangat jihadnya pudar. Mengagungkan budaya instan. Mewujudkan keinginan dengan menghalalkan segala cara. Kebenaran yang berdasarkan syari’at Islam, seolah tidak mungkin adanya. Maka kehidupan masyarakat dipenuhi dengan kontradiksi. Kebatilan menjadi kebenaran. Kezaliman menjadi keadilan. Kesewenang-wenangan dikatakan musyawarah. Penindasan terhadap rakyat menjadi pengayoman. Praktek-praktek kecurangan dianggap biasa. Seakan semua pola kehidupan di masyarakat menjadi kacau. Inilah ironi yang faktual.

Maka di sinilah peran para mubaligh sangat dibutuhkan untuk menyampaikan pesan-pesan Islami dan mengajak masyarakat utamanya umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya. Peran para mubaligh sangat diperlukan guna berkontribusi dalam perbaikan moral bangsa yang kian hari kian merosot.

Persoalannya, mengapa kondisi masyarakat kian merosot meskipun telah banyak para mubaligh yang tidak berhenti mengajak masyarakat kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya? Adakah kekeliruan dan kelemahan yang dilakukan para mubaligh dalam berdawah?

Perlu diketahui, dakwah tidaklah cukup hanya dengan cara berbicara dari satu masjid ke masjid, ceramah di atas mimbar. Masih ada beberapa metode dakwah yang bisa jadi lebih bagus jika diterapkan untuk masyarakat masa kini. Setidaknya ada tiga metode dalam dakwah menurut penulis yang bisa diterapkan dalam kegiatan dakwah masa kini. Pertama, yang paling masyhur yaitu dakwah bi al-lisan, menyampaikan pesan-pesan Islam melalui ceramah, khutbah, maupun majelis ta’lim. Dakwah dengan metode ini bisa dilakukan oleh para mubaligh yang mahir dalam olah kata, berceramah dan berbicara di depan umum juga memiliki pengetahuan yang luas.

Kedua, dakwah bi al-hal yaitu menyampaikan pesan-pesan Islam dengan perbuatan atau prilaku sehari-hari. Dengan memberikan keteladanan akhlak yang mulia baik akhlak kepada Allah maupun akhlak kepada sesama manusia. Di samping itu juga berarti berdakwah bisa melalui sarana profesi, misalnya berdagang yang mampu sukses dan membuktikan bahwa kesuksesannya tersebut adalah karena buah ketaatan beribadah kepada Allah. Hal ini bisa menjadi semacam sugesti bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas ibadahnya.

Ketiga, adalah dakwah bi al-qalam yaitu dakwah dengan menggoreskan pena atau menyampaikan pesan-pesan Islam lewat tulisan. Dakwah bisa disampaikan melalui berbagai media di antaranya koran, majalah, buku, dan blog atau website. Sehingga pesan dakwah bisa dinikmati oleh siapapun yang membacanya, tidak terbatas tempat. Inilah yang masih kurang mendapat perhatian dari para mubaligh, masih banyak yang belum mampu menyampaikan dakwahnya melalui untaian kata mengikat makna.

Penyelenggaraan pendidikan kader mubaligh muhammadiyah yang bertempat di Universitas Muhammdiyah Sidoarjo (UMSIDA), kerjasama antara PWM Jatim, UMSIDA dan Asia Muslim Charity Fundation (AMCF), kita berharap nantinya akan muncul kader-kader mubaligh militan yang mempunyai semangat tinggi dalam berdakwah. Paling tidak dengan menggunakan tiga metode itu.

Karena perbedaan latar belakang setiap peserta pendidikan, sudah pasti ada di antara para peserta yang memiliki keahlian masing-masing. Ada yang memiliki kemampuan lebih dalam menyampaikan dakwahnya melalui lisan, ada yang melalui prilaku, ada pula yang melalui tulisan. Jika semuanya disinergikan dalam satu visi dan misi, akan bisa menghasilkan kekuatan dakwah yang besar dan mampu membawa perubahan. Dengan demikian, Muhammdiyah sebagai persyarikatan yang mengusung misi dakwah melalui para mubalighnya berperan penting dalam membangun moral bangsa.

*Dimuat di rubrik opini majalah MATAN edisi 61, Agustus 2011

Ingin Kembali Suci

Ini adalah tulisanku pada awal januari lalu, setelah melihat kelahiran keponakan pertamaku. Lupa dan baru posting pada bulan ini sekaligus momennya pas karena menyambut Hari Raya Idul Fitri. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang kembali kepada fitrah (kesucian) seperti bayi yang baru dilahirkan ke bumi.

Melihat bayi –yakni keponakanku sendiri- dengan izin Allah lahir dengan selamat dan sehat satu minggu yang lalu, seolah dalam diri ini terbesit keinginan untuk menjadi seperti bayi itu, karena seorang bayi yang terlahir adalah masih dalam keadaan fitrah atau (baca:suci), tanpa dosa.

Sebuah kelahiran yang selalu diawali dengan tangisan, bisa diartikan bahwa seorang bayi pun tahu jika dia akan menghadapi beragam “badai” ujian utamanya menyangkut hawa nafsu yang memang cenderung kepada hal-hal atau perbuatan yang negatif yang mengakibatkan noda dalam diri yang mana itu adalah dosa. Semoga bayi keponakanku itu senantiasa dilindungi oleh Allah Swt, dan nantinya menjadi wanita yang salihah, bertakwa, berbakti pada orang tua dan menjadi pribadi yang sebaik-baik akhlak dan bermanfaat bagi orang lain, baik keluarga, masyarakat, bangsa dan agamanya.

Kembali ke awal, kenapa aku ingin menjadi seperti bayi kembali? Karena seorang bayi kayaknya belom ada pikiran dan beban sama sekali, tinggal makan (nyusu), pipis dan tidur. Segala keperluannya juga telah dipersiapkan dan disediakan oleh keluarga utamanya sang ibu. Jadi seolah hidup begitu indah, ditambah lagi belum ada dosa yang melekat karena memang belum mengerti apa-apa.

Akan tetapi, adalah seorang pengecut jika aku hanya diam meratapi nasib dan hanya terpaku dalam keterpurukan akan kehidupanku karena berbagai kesalahan yang kuperbuat sendiri. Aku harus bergerak dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik esok dan akan datang.

Alangkah malunya diri ini akan maksiat-maksiat yang kuperbuat selama ini, aku harus kembali kepada fitrah, aku harus segera meraih ampunan Allah. Yang terpenting aku akan terus berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah kuperbuat, dan juga dengan menghiasi hidup ini dengan ketaatan kepada Allah dan memperbanyak amal shaleh.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal (Ali Imran : 133-136)

Ya Allah bimbinglah hamba-Mu ini menuju perbaikan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang lebih taat, lebih beriman, lebih bertakwa, senantiasa istiqamah dalam ibadah serta jauh dari segala kemaksiatan, perbuatan dosa dan hal yang sia-sia.

Ya Allah perkayalah diriku dengan ilmu, hiasilah diriku dengan kesabaran dan muliakanlah diriku dengan taqwa serta perindahlah diriku dengan kesehatan.

Amin Ya Rabbal ‘Alamiin…