Rabu, 02 November 2011

Gundahnya Jadi Pengangguran

Ini adalah catatan selepas aku lulus kuliah. Sempat jadi pengacara (pengangguran sok banyak acara) selama kurang lebih 6 bulan. Dan Alhamdulillah meski ini adalah sebuah pengalaman yang cukup menyakitkan, tapi aku ambil hikmahnya bahwa aku bisa merasakan menjadi seorang pengangguran, dan ini aku anggap sebagai sebuah pelatihan mental agar ke depan bisa lebih kuat dalam menghadapi setiap tantangan dalam hidup ini.

***

 Inikah rasanya jadi pengangguran?



Ternyata benar sungguh tidak enak jadi pengangguran. Akupun semakin sensi ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan tentang apakah aku sudah bekerja sekarang? Bekerja dimana? Ingin rasanya aku tutup kuping saja. namun itulah kenyataanya yang harus aku hadapi dan segera cari solusi – cari kerja! Menjadi pengangguran menjalani hari hanya seperti mengulang apa yang terjadi pada hari yang ku lalui sekarang. Tidak ada planning yang memancing minat diri ini untuk lebih bersemangat menjalani hidup. Seakan tiap detik hanya menghitung waktu yang telah berlalu. Sungguh membosankan.

Di sisi lain aku pun tetap bersyukur sekali masih terus diberikan kenikmatan yang lebih dari cukup oleh Tuhan. Meskipun diriku belumlah bisa mencari nafkah sendiri, belum punya pekerjaan tepatnya. Namun, sampai saat ini pun aku masih bisa tetap bernafas dengan nyaman, hidup berkecukupan, makan minum terjamin bahkan tidurpun nyenyak.

Aku harus segera mendapat pekerjaan. Aku harus segera bergerak. Aku tidak boleh hanya diam mematung menunggu kesempatan kapan rezeki datang, seperti halnya menunggu durian runtuh. bakal sia-sia hidup ini kalau harus menunggu saja. Aku harus bergerak, aku harus berusaha untuk mencari ladang rezekiku yang mungkin butuh usaha yang lebih untuk mencapainya. Aku juga harus terus belajar bekerja keras, bersikap dewasa dan mandiri demi menggapi cita-citaku. Aku ingin manjadi dosen dan penulis hebat, sekaligus pengusaha yang bisa memberi inspirasi bagi sekitar juga menebar ilmu dan saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Selain itu aku juga ingin jadi pengusaha sukses. Namun semua itu tetap berlandaskan bermanfaat bagi orang lain. Itu yang terpenting dan paling utama.

Sebagai manusia biasa, kita harus yakin bahwa Allah Maha Luas Karunia-Nya. Namun kita tetaplah harus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menjemput karunia/rezeki itu. Bukankah Allah telah berfirman bahwa Dia tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang (berusaha) mengubahnya?
Ya, itulah bentuk tawakkal yang sempurna di samping kita tetap bermohon kepada Allah demi kemudahan untuk segala urusan kita, pun juga harus dibarengi dengan usaha yang maksimal. Di samping itu sikap sabar dan ikhlas mutlak diperlukan agar tawakkal kita lebih sempurna. Dan apapun hasilnya kelak Insya Allah segalanya akan berupa kebaikan bagi kita semua.

Tetap sehat, tetap semangat, pantang menyerah! Bismillah…

1 komentar: