“Kegagalan adalah satu-satunya
kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik.”
Henry
Ford (Pendiri Ford Motor Company)
Dalam
kehidupan ini, siapapun pasti pernah mengalami yang
namanya kegagalan. Sepintar apapun ia, sehebat apapun ia, sekuat apapun ia.
Bahkan semua orang hebat yang sukses pun dalam menggapai kesuksesannya
berangkat dari serangkaian kegagalan-kegagalan ditambah satu, apa itu? Ya,
sikap pantang menyerah. Sikap
itulah yang mampu menjadi pemompa motivasi untuk terus berusaha bangkit dan
belajar dari kegagalan yang pernah dialami.
Salah satu
contoh adalah kisah tentang Seto Mulyadi, atau kerap lebih dikenal dengan
sapaan Kak Seto. Setiap
orang pasti kenal dengan sosok yang satu ini, bahkan anak-anak pun kiranya
lebih mengenalnya. Ia adalah pemerhati tumbuh kembang anak dan ketua
komnas HAM perlindungan anak. Melihat
kesuksesannya saat ini apakah Kak Seto tak pernah mengalami kegagalan dalam
hidupnya?
Waktu kecil Kak
Seto bercita-cita menjadi dokter, akan tetapi kandas, ia tidak diterima di
fakultas kedokteran. Sekalipun ia sudah mendaftar di FK Unair dan FK UI
dua-duanya gagal. Padahal saudara kembarnya Kresno diterima di Fakultas
Kedokteran dan kakaknya Ma’ruf diterima di Akabri. Kak Seto kecil sangat
kecewa. Ia pun berangkat merantau ke jakarta tanpa pamit, hanya meninggalkan
surat kepada ibunya. Di Jakarta ia memulai dari bawah, pernah ia menjadi
seorang tukang batu, tukang semir sepatu. Suatu ketika, ia menonton acara yang
diasuh Bu Kasur di TVRI, karena tertarik maka ia mencari rumah Bu Kasur dengan
niat berguru. Singkat cerita, ia pun
berhasil menemui Bu Kasur dan karena ketekunannya sampai akhirnya ia menjadi
asisten pak kasur. Atas saran Pak Kasur pula ia pun masuk Fakultas Psikologi.
Karirnya pun semakin melesat ketika ia mengasuh acara Aneka Ria taman
kanak-kanak di TVRI. Dan sekarang, siapa yang tidak kenal Kak Seto? Ia dikenal
sebagai tokoh pemerhati anak yang disegani, ketua komnas HAM perlindungan anak,
dan doktor bidang psikologi.
Dari kisah Kak
Seto di atas menggambarkan bahwa kegagalan bukanlah merupakan keburukan, justru
sebaliknya jika bisa disikapi dengan positif maka kagagalan tersebut bisa
menjadi kekuatan untuk “merangkai” kehidupan menjadi lebih baik. Sebagaimana
kata Henry Ford (Pendiri Ford Motor Company), bahwa “kegagalan adalah
satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik.” Benar
sekali kegagalan bisa memberikan kesempatan seseorang untuk belajar dari
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kegagalan tersebut.
Kegagalan bisa
menjadi “sekolah” terbaik bagi siapa saja yang menginginkan buah kesuksesan
yang langgeng. Karena jika seseorang sukses tanpa melalui proses kegagalan,
bisa jadi suatu ketika dalam perjalanan karirnya mengalami sebuah kegagalan maka
akan mudah runtuh segala kesuksesan karir yang telah diperolehnya. Karena
mental yang kuat sangat mempengaruhi seseorang dalam mengambil sikap dalam
menghadapi berbagai kesulitan.
Kegagalan
bisa terjadi pada diri sesorang dalam berbagai aspek kehidupan. Entah itu gagal
dalam pekerjaan, sekolah, maupun dalam upaya menggapai cita-cita kegagalan
sudah pasti akan menghiasi perjalanan menuju tangga kesuksesan. Perbedaaan satu
orang dengan yang lainnya adalah dalam menyikapi kegagalan yang dialami. Apakah
akan menyerah hanya karena satu kegagalan saja, atau masih mau berusaha untuk
bangkit meraih apa yang diinginkan.
Sebagai seorang
muslim yang beriman tentunya kita yakin akan pertolongan Allah, di setiap
kesulitan pasti ada kemudahan setelahnya sebagaimana firman Allah :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. al Insyirah: 5-6)
Jika kita berpikir
bahwa kegagalan adalah sebuah merupakan salah satu bentuk dari kesulitan, maka
kita tidak akan risau karena kita yakin akan janji Allah bahwa sesudah
kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana tertulis dalam ayat di atas. Hal yang
perlu dilakukan adalah melakukan ikhtiar yang terbaik dan terus berusaha serta
melengkapi dengan do’a. Setelah itu bertawakal, menyerahkan hasilnya kepada
Allah. Selalu berbaik sangka kepada-Nya
dan yakin bahwa Dia akan memberikan yang terbaik
bagi umat-Nya yang tidak mudah putus asa. Itulah salah satu di antara sikap
yang perlu dilakukan dalam menyikapi
kagagalan adalah dengan terus
berusaha dan pantang menyerah atau tidak mudah putus asa.
Sikap lain yang
diperlukan dalam menyikapi kegagalan adalan sikap sabar. Berbicara tentang
sabar memang mudah apalagi sekedar menyuruh orang lain untuk sabar. Meski dalam prakteknya terkadang masih terasa sulit
untuk diterapkan terutama
ketika menghadapi kesulitan termasuk kegagalan. Namun bukan berarti tidak bisa
diterapkan sama sekali, jika sikap sabar ini dilatih secara bertahap bukan
tidak mungkin akan menjadi karakter dalam diri seseorang. Kuncinya adalah
berlatih sabar, termasuk dalam menghadapi kegagalan dalam hidup.
Ada pepatah yang
mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi jangan pernah
takut gagal dalam hidup. Namun, patut diingat ketika kesuksesan telah terengkuh
jangan pernah lupa bersyukur, pun ketika menuai kegagalan dalam perjalanan
menuju sukses jangan pernah mudah putus asa. Lebih baik berani memulai dan
gagal namun bertambah maju daripada takut memulai dan tidak mendapatkan apapun.
Sikapilah sebuah kegagalan dengan pikiran yang positif. Gagal bukanlah akhir
dari segalanya, namun awal dari segalanya.
Gagal, siapa
takut?
***
Sobat
blogger juga bisa membaca pengalaman saya ketika bangkit dari kegagalan, satu
pengalaman ketika saya masih kuliah strata satu di salah satu kampus di Surabaya.
Pada waktu akhir kuliah, mengejar kelulusan tepat waktu terkendala masalah
judul yang tak kunjung di acc dosen. Baca selengkapnya di http://novanbagusfirmansyah.blogspot.com/2011/06/mengejar-skripsi.html