Rabu, 30 November 2011

Refleksi Tahun Baru 1433 H : Semangat Perubahan Menuju Pribadi Saleh Spiritual dan Sosial

Puji syukur ke hadirat Allah yang masih memberikan kesempatan kepada seluruh hamba-Nya untuk menghirup udara segar di pagi hari pada awal tahun baru hijriyah ini. Dan juga diberi kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Menebar kebaikan bagi sesama. Bersyukur haruslah tetap menjadi agenda di sepanjang hayat manusia selama ruh dan badan masih menyatu dalam tubuh manusia itu.

Pada tahun baru hijriyah ini, -Alhamdulillah ya- pinjem trade mark-nya Syahrini yang lagi nge-trend. Kita selaku umat Islam khususnya di Indonesia masih diberi nikmat berupa kebebasan dan keleluasaan untuk tetap menjalankan aktivitas ibadah dengan tenang. Namun sayangnya justru di tengah kesempatan yang berupa kenyamanan hidup yang dianugerahkan oleh-Nya, telah melalaikan sebagian umat islam sehingga banyak yang tidak menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya. Pun diantara kita juga masih sering menggunakan berbagai nikmat Allah untuk kemaksiatan.

Masih banyak masyarakat muslim dan mungkin termasuk kita, yang belum menjalankan ibadah secara holistik (menyeluruh, utuh), baik itu dalam ibadah spiritual maupun ibadah sosial. Ada yang idadah spiritualnya bagus seperti sholatnya, puasanya, zakatnya dan haji pun telah lengkap ditunaikan bahkan masih diambah dengan amalan sunnah lainnya. Namun di lain sisi ia masih sering ghibah, suka menghina tetangga, bakhilnya bertambah, malas bersedekah. Tetangga kelaparan dibiarkan, ada anak yatim yang butuh bantuan tak dihiraukan. Meskipun orang tersebut rajin beribadah (spiritual) namun sesungguhnya ia termasuk dalam golongan orang-orang yang muflis (bangkrut). 
 
Hal ini sebagaimana tergambar dalam hadis Rasulullah:
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian tahu siapa orang yang mengalami kebangkrutan (muflis) itu?” Para sahabat yang ditanya menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak memiliki uang dan kekayaan”. Rasulullah menanggapi, “Seorang yang muflis dari umatku ialah yang mempunyai simpanan pahala shalat, puasa, dan zakat namun ia telah menghina seseorang, memberi tuduhan kepada orang lain, mengambil harta bukan miliknya pernah membunuh, dan memukul si ini dan itu. Ia akan disidangkan di hadapan peradilan Allah, dan diberi hukuman sepadan dengan kesalahannya, yang mengurangi kebiujakan-kebijakannya. Apabila kebajikan-kebajikannya dikurangi sampai habis sebelum dapat menutup dan melunasi kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, kesalahan-kesalahan orang lain ditimpakan kepadanya, sehingga ia dimasukan ke neraka”. Tirmidzi berkata, “Hadits ini termasuk hasan sahih”. (HR. Muslim)
Sebaliknya ada orang yang baik hatinya, suka menolong orang, tidak suka ghibah, dermawan dan suka bersedekah dan ibadah sosial lainnya sangat baik namun di lain sisi ibadah spiritualnya seperti sholat, puasa dan lainnya sering bolong-bolong bahkan terabaikan. Meskipun orang tersebut ibadah sosialnya baik, namun segala kebaikannya hanya akan sampai di dunia saja. Karena ia masih mengabaikan hubungannya dengan Allah. Wallahu a’lam.

Tali agama Allah (dengan ibadah spiritual) harus kita pegang teguh dan tali perdamaian dengan manusia (dengan ibadah sosial). Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat ali Imran ayat 112:
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”
Jadi, ibadah haruslah seimbang antara ibadah spiritual maupun ibadah sosial. Hablun min Allah dan hablun min an-nasnya harus sama baiknya. Antara keduanya harus kita jalankan seiring sejalan, agar kita memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.






Seperti halnya di tiap mengawali tahun baru, kata semangat selalu menjadi kompor yang selalu tersemat. Semangat untuk menuju perubahan, tentu saja perubahan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Begitu pun dengan semangat di tahun baru hijriyah ini, harus selalu tertanam dalam setiap pribadi muslim rasa optimisme dan semangat menggapai segala hal yang baik. Termasuk dalam memperbaiki hubungan kita kepada Allah dan dengan sesama manusia.

Mari mengawali tahun yang baru Islam ini dengan semangat dan niat untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjalankan ibadah secara holistik baik itu ibadah spiritual maupun ibadah sosial, maka dengan itu insya Allah kita akan termasuk golongan orang-orang yang saleh spiritual dan saleh sosial. Dan menjadi hamba-hamba yang makin dicintai Allah swt.

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1433 H!

Jumat, 25 November 2011

Kok Tambah Malas Nulis Ya?

Malam ini, ketika aku nyalakan laptop dan membuka program Ms Word, mood menulisku kok tiba-tiba turun… hmmmm…. Heran deh kenapa kemalasan selalu menggerogoti keinginanku untuk belajar menjadi penulis?! Ingin rasanya ku berteriak: “Hey…,kau setan enyahlah dari kehidupanku!”. Namun aku tahu itu tak mungkin karena manusia diciptakan dengan dilengkapi “sistem” godaan setan dan setan pun tak akan pernah lelah menggoda manusia samapai heri akhir, agar terlihat manusia mana yang paling baik amalnya dan bisa mengendalikan hawa nafsunya kepada perbuatan-perbuatan yang positif dan bermanfaat. Pilihan ada di tangan masing-masing manusia itu sendiri.




“Mau nulis apa ya?” Selalu itu saja pertanyaan yang sering muncul di benakku… ide yang katanya Pak Bambang Trim ada di mana-mana, tinggal gimana kita bisa menemukannya. Tapi bagiku satu ide saja kok sulit banget ku dapatkan. Selain kesulitan ide, aku juga masih kesulitan dalam meng-eksekusi ide yang telah aku peroleh. Bingung mau mulai darimana, mulai dengan kata-kata apa….blank,blank,,,n blank……………. Itu yang selalu menghambatku.

Akhir-akhir ini pun, semangat menulisku cenderung turun. Aku tak tahu mengapa, yang jelas keinginan menggebu untuk menjadi penulis tak berbanding lurus dengan upayaku meraih impian itu. Salah satu syarat utama menjadi penulis selain banyak membaca, tentu yang pasti adalah berlatih menulis, menulis dan menulis secara konsisten. Tanpa itu mustahil bisa menjadi penulis handal.

Apakah niatku masih kurang sempurna dalam upayaku menggapai mimpiku menjadi seorang penulis?

Aku ingin kembali ke jalan yang benar, ke jalur yang benar. Aku harus terus menulis. Gak boleh lelah dan gak boleh malas. Aku yakin aku bisa. Lihat tuh Indonesia aja bisa, dalam SEA Games kali ini bisa juara umum setelah 14 tahun penantian. Aku putra Indonesia, dan aku pasti bisa!

Ya Rabb, mudahkanlah langkahku dalam menggapai impian-impianku. Berilah kekuatan agar hamba bisa menggunakan segala potensi yang telah Engkau anugerahkan kepada hamba untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi sesama.
Bismillah, aku bisa!

(sebuah catatan di tengah merosotnya semangat, motivasi bagi diri sendiri untuk bangkit dan maju untuk menggapai impian menjadi penulis)

Pengalaman ngeKos, Kamar Mandi + WC jorok buangeetzzz…

Ini adalah pengalamanku tinggal di kos-kosan di daerah Wonocolo - Surabaya. Sambil mencari kerja di Surabaya aku pilih untuk ngekos di daerah yang sudah tak asing bagiku, di mana aku tinggal semasa kuliah s1. Mencari kos pada awal masuknya anak kuliahan yang baru istilah singkatnya MABA, cukup sulit karena udah banyak yang penuh. Keinginanku mendapat kos yang murah tapi dengan fasilitas cukup lengkap seperti tempat tidur dan air lancar, dan penting juga adalah bersih meski tidak terlalu bagus. Sekali lagi aku pengen yang bersih. Kalo kemproh wah jadi ilfil deh nempatinnya meski betapapun murahnya.

Nah, akhirnya aku dapat satu tempat yang cukup nyaman bila dilihat dari sudut ruang kamarnya, trus juga halaman yang lebar. Jadinya memudahkan berlalu-lalangnya aktivitas datang dan pergi pake motor. Sedangkan untuk soal harga, cukup terjangkau. 300 ribu satu kamarnya, jadi bila ditempati dua orang maka bisa patungan 150-an. Aku dan temanku tertarik dengan kos itu. Dan pada akhirnya aku dan juga temanku itu sepakat untuk menempati beberapa hari lagi, namun bila pesan harus dengan uang persekot atau uang muka minimal 50 ribu. Kami nyatakan deal.
Namun kemudian yang menjadi persoalan adalah ketika kami yakni aku bersama temanku menempati kos itu untuk kali pertama. Aku baru nyadar kalo kamar mandinya jorok alias kotor alias kemproh. Desain interior kamar n WC-nya pun jadul jadi gak kebayang deh kerak kotorannya parah bangetzz…

Dari situlah awal mula ketidaknyamananku menempati kos yang sudah aku dan temanku tempati itu. Baru sehari aku dan temanku itu bermalam aku udah gak betah. Pada akhirnya aku utarakan ke temanku bahwa aku gak kerasan dan akhirnya aku sarankan ia untuk kembali ke pondok sementara itu aku tetap tinggal di kos untuk sebulan menghabiskan sisa kontrak sambil mencari tempat kos lain. Dst-nya…

Yang aku soroti melalui tulisan singkat ini adalah masalah kebersihan yang begitu tak terpedulikannya, sampai-sampai hanya sekedar renovasi kamar mandi yang mungkin gak akan terlalu banyak dana tak dilakukan. Mengapa betapa pelit pemilik kos itu yang justru hal-hal yang sangat penting seperti kebersihan tak diperhatikan. Bukankah hidup bersih juga berujung pada kehidupan yang sehat? Semoga pengalamanku ini tak bisa menjadi refleksi bagi diri sendiri, untuk lebih mau memperhatikan masalah kebersihan meskipun dengan itu harus mengeluarkan biaya. Dan semoga juga di lain tempat para pemilik kos atau kontrakan tidak cuek perihal kebersihan ini.

BERSIH = SEHAT = SEMANGAT ---> SUKSES

Kamis, 17 November 2011

Sakitnya Sakit Gigi

Betapa mahal harga sebuah kesehatan. Ungkapan itu akan benar-benar terbukti ketika sakit datang berkunjung. Entah apapun jenis sakitnya, yang jelas seseorang baru akan sadar betapa pentingnya kesehatan setelah jatuh sakit. Inilah yang sering terabaikan, bahwa ketika masih Berjaya dalam kesehatan, orang sering lupa keadaan, lupa bahwa kesehatannya adalah buah dari karunia Tuhan-Nya. Kesehatannya adalah sinyal baginya untuk lebih bersyukur lagi kepada Sang Pencipta.

Aku merasakan itu, minggu lalu gigiku yang bolong terasa sakit. Sakit gigi ini, memang bisa bikin malas beraktivitas. Aku sangat gak setuju dengan lagunya alm.MZ dengan lagunya yang berlirik “lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati” sangat tak tepat. Yang namanya sakit ya tetap aja gak enak, gimanapun keadaannya. Coba aja kalo sang pencipta lagu atau penyanyinya masih hidup dan suruh menyanyikan lagu itu sewaktu giginya sakit, aku yakin gak bakal mau. Coba aja. Ah udah deh aku gak mau ngerasani yang udah tiada.

Sejak kecil memang aku sangat suka coklat, sayangnya kesukaanku sama coklat gak terimbangi dengan kebiasaan baik berupa sikat gigi, khususnya sebelum tidur. Ritual itu aku lakukan beberapa tahun terakhir ketika mulai merasa gigiku ada yang bolong. Dan itupun membikin sakit yang luar biasa, sampai pada suatu ketika ada pengalaman salah satu gigiku yang bolong kambuh sakitnya san aku merasakan rasa sakit yang amat hebat. Hingga aku mau pingsan karena menahan sakit semalaman yang menyebabkan aku gak bisa tidur. Karena dah gak tahan, aku periksakan ke dokter gigi dan akhirnya aku putuskan untuk meminta dokter mencabut gigiku, tepatnya gigi gerahamku sebelah kiri bawah yang bolong. Dan sekarang satu gigiku hilang tapi gak papa yang penting rasa sakit itu akhirnya hilang pula.
Setelah kejadian itulah, aku jadi lebih merutinkan ritual gosok gigi sebelum tidur. Aku gak mau dong nantinya ompong di usia masih muda, na’udzubillah - jangan sampe deh. Makanya, aku akan lebih memperhatikan kondisi kesehatan gigiku karena itu merupakan aset berharga. Selain itu, kalo makan makanan yang panas katanya gak boleh sama minum es, karena bisa mempercepat kerusakan gigi.

Ada satu ungkapan, “lebih baik mencegah dari pada mengobati” memang perlu kita perhatikan dan bahkan kita praktikkan. Upaya pencegahan bisa berupa pengetahuan untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan, khususnya dalam hal kesehatan gigi. Berikut aku rangkumkan artikel seputar gigi dan permasalahannya dan juga tips untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat.

*****

Menderita sakit gigi bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Rasa sakitnya bahkan bisa membuat orang dewasa menangis. Gigi berlubang umumnya menjadi penyebab awal kita menderita sakit gigi. Sakit gigi menjadi problem kesehatan yang juga serius bagi banyak orang. Apa sebenarnya yang terjadi pada gigi kita saat menderita sakit gigi? Apa akibat lain dari gigi berlubang? Bagaimana cara mencegah sakit gigi?

Sakit Gigi
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.

Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.

Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.

Cara mengatasinya bisa dengan mencabut gigi yang berlubang. Begitu dicabut, dijamin nyeri gigi akan menghilang. Tapi, Anda bakal ompong karena terpaksa kehilangan gigi. Hal ini tentu akan mengurangi keindahan mulut.

Supaya tidak kehilangan gigi, Anda bisa memilih cara lain, yakni dengan menambal gigi yang berlubang tersebut. "Gigi itu aset berharga di mulut. Maka sebesar apa pun lubangnya, dokter gigi pasti memilih menambal ketimbang mencabut," kata Tri Erri Astoeti, pakar kesehatan gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta.

Menambal Gigi dan Cabut Gigi
Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.

Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.

Mencegah Gigi Berlubang
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
  1. Memeriksa gigi secara rutin. Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
  2. Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat. Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
  3. Menyikat gigi dengan cara yang benar. Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.
  4. Kumur setelah makan. Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
  5. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan. Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
  6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
  7. Makan makanan yang berserat. Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
  8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung. Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.


Sumber : http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/125-sakit-gigi-berlubang.html, dan www.kontan.co.id

Kamis, 10 November 2011

Ultahku dan Bhakti Sosial

Catatan ultah ke-23
Kamis, 10 Nopember 2011



Tak terasa waktu berlalu begitu cepat

Detik demi detik berhitung bagaikan lantunan suara hujan rintik

Menit demi menit pergi tanpa pamit

Jam demi jam berlalu seperti kedipan mata yang terpejam

Hari demi hari berlari tanpa henti

Minggu demi minggu…

Bulan demi bulan…

Dan tahun demi tahun…

Telah tertinggal kenangan masa lalu

Menerka dan menyapa indahnya masa depan


***

Bhakti Qurban, Momen Berbagi Bersama Masyarakat Bojonegoro

Hari ini adalah hari pahlawan. Hari spesial karena bertepatan pula dengan hari ultahku. Aku tidak mengadakan pesta layaknya para artis atau kaum borjuis. Namun lebih spesial, menarik dan menggugah hati karena ultahku kali ini terselingi dengan kegiatan bhakti sosial. Berbagi bersama warga biasa, yang memiliki senyum setulus hati. Tak ada caci tak ada maki, yang ada hanyalah keramahan anggun sepenuh hati dan seakan tak pernah mati. Sungguh indah sekali.



Alhamdulillah, mulai kemarin (09/11/11) sampai siang hari ini aku mendapat kesempatan berbagi dengan masyarakat di desa Bareng – Sugihwaras di kota Bojonegoro. Dalam rangka kegiatan bhakti sosial yang pertama dengan nama “Bhakti Qurban” yang diselenggarakan oleh teman-teman pemuda dari alumni PKM termasuk aku sendiri. Kegiatan ini terdiri dari 3 agenda, yakni pemotongan dan pembagian daging hewan qurban, pengajian umum dan pengobatan gratis.

Kegiatan dimulai dengan kegiatan potong hewan dan pembagian daging qurban di pagi hari. Alhamdulillah prosesinya lancar dan hampir seluruh warga mendapatkan bagian. Disusul malam harinya dengan pengajian umum yang dihadiri oleh perwakilan dari Bupati dan Pemda setempat. Mereka senang dengan acara yang kami selenggarakan dan berharap bisa mengadakan kegiatan serupa di lain waktu. Yang membuatku kagum adalah antusiasme warga untuk mengahdiri pengajian umum yang kami selenggarakan. Kajiannya diisi oleh salah seorang teman kami yang senior dan sudah malang melintang di dunia dakwah. Dan rangkaian acara ditutup hari ini (10/11/11) dengan kegiatan pengobatan gratis bagi warga desa Bareng dan sekitarnya. Syukur Alhamdulillah semua rangkaian kegiatan berjalan lancar dan sukses. Semoga ini semua menjadi saksi dan bekal amal, aku bersama teman-teman PKM pada hari perhitungan kelak. Amiin…

Meskipun capek, tapi rangkaian kegiatan ini memberikan kesan dan kegembiraan tersendiri dan mungkin tak bisa dirupakan dalam bentuk apapun termasuk materi. Indahnya berbagi, membawa sejuta kebahagiaan tanpa batas. Maka sungguh benarlah konsep sedekah yang biasa didengungkan oleh Ust. Yusuf Mansur bahwa dengan bersedekah atau memberi lebih banyak maka kita akan mendapat lebih banyak pula. Sebagaimana firman Allah:

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya...” (al-An’am: 160)

Balasan sepuluh kali lipat tersebut tidak hanya berupa materi atau harta semata, namun bisa pula berupa berlipatnya kebahagiaan, berlipat ketenangan hati, berlipat pahala di sisi-Nya, kehidupan lebih baik dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari kita perbanyak berbagi kepada sesama, khususnya kepada orang-orang yang kondisi kehidupannya tak sebaik dan seberuntung kita. Lalu perhatikan apa yang terjadi… (pinjem istilahnya pak Mario Teguh :-D)

Terima kasih kami ucapakan kepada para warga yang telah berpastisipasi atas kelancaran kegiatan bhakti qurban kali ini. Dan juga special thanks for pak ketua RT desa Bareng, yang telah menyediakan tempat untuk kami berteduh dari teriknya siang dan dinginnya malam. Juga menjamu kami selaku tamu bagaikan menjamu raja. Semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Aku berharap semoga aku bisa lebih banyak berbagi dengan sesama dan menebar kebaikan di manapun berada. Tentu saja always n tetap dengan semangat para pahlawan.

>>> SELAMAT HARI PAHLAWAN, TETAP SEMANGAT!!! <<<

Sabtu, 05 November 2011

Sedekah Seorang Nenek

Beberapa waktu lalu, seorang ustadz bercerita tentang seorang nenek yang bersedekah untuk masjid di daerahnya. Suatu ketika di depan rumahnya ia melihat seorang nenek berjalan menuju rumahnya. Ustadz yang melihat pakaian si nenek tersebut yang kelihatan seperti pengemis, ustadz tersebut bilang ia tidaklah su’udzon tapi semata-mata karena sesuai dengan apa yang ia lihat. Si nenek itu datang memakai baju seadanya menggendong tas gembolan dengan tambalan di mana-mana. Sejurus kemudian nenek itu mendekat ke arah sang ustadz, sedangkan ustadz tersebut sudah bersiap memberi aba-aba kepada isterinya untuk mengambilkan uang sebagai sedekah kepada nenek tersebut. Karena ia menganggap nenek tersebut meminta sedekah seperti pada umumnya.

Ketika si nenek telah tepat di depan sang ustadz, ia berkata kepadanya,

“assalamu’alaikum pak ustadz, bolehkah saya bicara sebentar dengan ustadz?”

“oh ya nek monggo, silahkan nek, mari di dalam rumah saja” jawab sang ustadz sambil mempersilahkan si nenek masuk ke rumahnya, sembari memberikan tanda kepada isterinya kali ini untuk kembali masuk rumah dan membuatkan minuman untuk si nenek.

Ketika si nenek ini mengeluarkan bungkusan dari tas cangklongnya, sang ustadz terkejut karena melihat apa yang dibawa nenek tersebut adalah berupa uang yang dibungkus dalam kantong plastik dan jumlahnya cukup banyak sekitar satu juta lebih. Ternyata si nenek tadi bukan datang untuk mengemis melainkan untuk bersedekah. Sang ustadz dan istrinya kagum bahkan sampai menitikkan air mata haru dengan apa yang dilakukan oleh nenek tersebut, karena di tengah hidupnya yang serba kurang si nenek masih menyempatkan diri menabung untuk sedekah…

***


Subhanallah…
Dari kisah nenek di atas saya tergugah untuk belajar dan berusaha lebih sering bersedekah, begaimanapun keadaannya. Malah kalau bisa ketika mengalami masa sulit dan kita mau bersedekah, insya Allah kesulitan itu akan segera berakhir. Dan tentu saja pahala dan nilai sedekah di waktu sempit bisa lebih besar dari sedekah di waktu lapang. Meskipun sedekah di waktu lapang juga besar nilainya daripada tidak bersedekah sama sekali.

Pernahkah kita mengalami pada suatu saat dimintai sumbangan untuk keperluan umat, dan pada saat itu kita hanya memberikan uang ala kadarnya, yang penting sudah nyumbang. Padahal uang yang dikeluarkan untuk sedekah itu tidak seberapa jumlahnya dibandingkan uang yang kita keluarkan untuk hura-hura, kumpul dengan teman makan di restoran, beli baju mewah di mall, beli sepatu bermerk dan mahal, beli parfum dengan harga ratusan ribu rupiah. Pernahkan kita merenungkan hal ini? Betapa beratnya kita mengeluarkan uang banyak untuk bersedekah dan betapa ringannya kita menghambur-hamburkan uang hanya untuk hal-hal yang sifatnya komsumtif dan duniawi.

Padahal anjuran dan perintah Allah swt berinfaq atau bersedekah pada waktu lapang tujuannya untuk menghilangkan rasa sombong, serakah dan cinta yang berlebihan terhadap harta. Sedangkan bersedekah di waktu sulit dianjurkan agar sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi bisa berubah menjadi suka memberi daripada diberi. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Islam pun mengajarkan kita untuk tetap bersedekah di waktu lapang maupun di waktu sempit, sebagaimana firman Allah swt. dalam Surat Ali-Imran: 133-136.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik... Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal."
Semoga kita menjadi umat yang senantiasa selalu bisa bersedekah baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Jikapun kita sudah tidak memiliki apapun untuk diberikan, mari bersedekah dengan doa dan atau senyuman. Dan yakinlah, bahwa sesungguhnya Allah swt senantiasa memberi kemudahan bagi kita untuk beramal shalih dengan keikhlasan dan hanya berharap ridlo dari-Nya.

Rabu, 02 November 2011

Hadiah Laptop dari Ibu

Sudah lama aku punya keinginan untuk beli laptop. Dan aku membuat planning untuk bisa membelinya. Salah satu cara adalah dengan sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan. Maklumlah setelah singgah di PAY sebentar diteruskan dengan ikut kegiatan pendidikan kader mubaligh, saat ini aku masih dalam kategori pengacara (pengangguran sok banyak acara hehe..).

Meskipun saat ini aku sedang menempuh jenjang s2 tp kan itu masih beasiswa dari BI (bapak-ibu) hehe.., aku ambil kelas khusus yang masuk hanya dua hari yakni jum’at dan sabtu saja. Selainnya ya masih nganggur, hanya cari kesibukan-kesibukan lain, misal ke perpus atau cari peluang kerja. Hanya jika aku telah bekerja aku bisa nabung dengan cepat dan segera bisa beli laptop.

Sebenarnya, bisa saja aku bilang ke ortu minta untuk dibelikan laptop, tapi sungkan dan aku rasa sudah saatnya aku untuk mandiri. Memenuhi keinginan dengan hasil usaha dan “keringat” sendiri. Sekali lagi aku menekankan pada diriku sendiri, saatnya untuk mandiri.

Seiring waktu berlalu, keinginanku untuk punya laptop makin kuat. Selain karena aku sedang menempuh pendidikan s2, di mana ketika ada tugas aku rasa cukup penting untuk mempunyai fasilitas sendiri sebagai penunjang berupa laptop yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas kapan saja di mana saja.

Namun sayangnya, sampai hari di mana aku nulis catatan inipun, aku belum mendapat pekerjaan. Sehingga keinginanku untuk segera memiliki laptop harus kuredam dan aku harus lebih sabar dalam menanti mendapat amanah memiliki laptop.

Sore ini, tiba-tiba saja ayah dan ibu menyinggung laptop dan katanya aku akan dibelikan laptop. Maka akupun menanggapinya dengan senang hati. Kata ibu, uang sertifikasi udah keluar. Dan 5 juta dialokasikan untuk beli laptop, Alhamdulillah…



Malam harinya, ayah mengajakku ke toko elektronik juga yang menjual laptop. Sungguh rezeki yang –sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an - min khaitsu la yahtasib. Malam itu juga aku dibelikan laptop. Dan itu merupakan hadiah yang terindah dari Tuhan lewat ibu, dan juga ayah tentunya.

Di sisi lain, aku merasa malu di hadapan Tuhan, karena selama ini aku masih sering maksiat. Meskipun aku selalu berusaha untuk tetap menjaga ibadah utamanya yang wajib, tapi aku masih juga sering berbuat salah, berbuat maksiat. Astaghfirullah…

Aku berharap ampunan-Nya, aku akan berusaha untuk memperbaiki diri. Aku harus bisa menjadi pribadi yang sebaik-baik akhlak (kepada Tuhan dan sesama) dan bermanfaat bagi orang lain. Dengan dibelikannya aku laptop ini, aku merasakan betapa besar kasih sayang-Nya.

Akhirnya, laptop ini adalah merupakan sebuah anugerah dan atau juga ujian bagiku. Apakah aku akan semakin bersyukur atau sebaliknya… semoga ini adalah merupakan anugerah yang menjadikanku semakin bersyukur kpd-Nya. Dan semoga aku bisa menggunakan laptop ini untuk berkarya sebagai ladang amal saleh, sebagaimana juga salah satu impianku adalah menjadi seorang penulis yang bisa memberi manfaat dan menginspirasi banyak orang. Amiin…

Gundahnya Jadi Pengangguran

Ini adalah catatan selepas aku lulus kuliah. Sempat jadi pengacara (pengangguran sok banyak acara) selama kurang lebih 6 bulan. Dan Alhamdulillah meski ini adalah sebuah pengalaman yang cukup menyakitkan, tapi aku ambil hikmahnya bahwa aku bisa merasakan menjadi seorang pengangguran, dan ini aku anggap sebagai sebuah pelatihan mental agar ke depan bisa lebih kuat dalam menghadapi setiap tantangan dalam hidup ini.

***

 Inikah rasanya jadi pengangguran?



Ternyata benar sungguh tidak enak jadi pengangguran. Akupun semakin sensi ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan tentang apakah aku sudah bekerja sekarang? Bekerja dimana? Ingin rasanya aku tutup kuping saja. namun itulah kenyataanya yang harus aku hadapi dan segera cari solusi – cari kerja! Menjadi pengangguran menjalani hari hanya seperti mengulang apa yang terjadi pada hari yang ku lalui sekarang. Tidak ada planning yang memancing minat diri ini untuk lebih bersemangat menjalani hidup. Seakan tiap detik hanya menghitung waktu yang telah berlalu. Sungguh membosankan.

Di sisi lain aku pun tetap bersyukur sekali masih terus diberikan kenikmatan yang lebih dari cukup oleh Tuhan. Meskipun diriku belumlah bisa mencari nafkah sendiri, belum punya pekerjaan tepatnya. Namun, sampai saat ini pun aku masih bisa tetap bernafas dengan nyaman, hidup berkecukupan, makan minum terjamin bahkan tidurpun nyenyak.

Aku harus segera mendapat pekerjaan. Aku harus segera bergerak. Aku tidak boleh hanya diam mematung menunggu kesempatan kapan rezeki datang, seperti halnya menunggu durian runtuh. bakal sia-sia hidup ini kalau harus menunggu saja. Aku harus bergerak, aku harus berusaha untuk mencari ladang rezekiku yang mungkin butuh usaha yang lebih untuk mencapainya. Aku juga harus terus belajar bekerja keras, bersikap dewasa dan mandiri demi menggapi cita-citaku. Aku ingin manjadi dosen dan penulis hebat, sekaligus pengusaha yang bisa memberi inspirasi bagi sekitar juga menebar ilmu dan saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Selain itu aku juga ingin jadi pengusaha sukses. Namun semua itu tetap berlandaskan bermanfaat bagi orang lain. Itu yang terpenting dan paling utama.

Sebagai manusia biasa, kita harus yakin bahwa Allah Maha Luas Karunia-Nya. Namun kita tetaplah harus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menjemput karunia/rezeki itu. Bukankah Allah telah berfirman bahwa Dia tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang (berusaha) mengubahnya?
Ya, itulah bentuk tawakkal yang sempurna di samping kita tetap bermohon kepada Allah demi kemudahan untuk segala urusan kita, pun juga harus dibarengi dengan usaha yang maksimal. Di samping itu sikap sabar dan ikhlas mutlak diperlukan agar tawakkal kita lebih sempurna. Dan apapun hasilnya kelak Insya Allah segalanya akan berupa kebaikan bagi kita semua.

Tetap sehat, tetap semangat, pantang menyerah! Bismillah…