Sabtu, 21 Januari 2012

Hujan? Terjang Aja!

Sepanjang perjalanan pulang dari Surabaya, hujan setia menemaniku. Perpaduan hawa malam plus guyuran air hujan menebar hawa dingin yang sampai menusuk tulang. Dan perjalanan yang cukup panjang menambah lengkap. Akhir-akhir ini memang aku suka menerjang derasnya air hujan, karena waktu hujan adalah merupakan berkah dari Allah. Sesuai dengan hadis Nabi SAW:

“Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan". (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078).

Imam An-Nawawi berkata bahawa penyebab doa pada waktu hujan tidak ditolak atau jarang ditolak ialah kerana pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).


Dulu, di saat hujan aku sangat malas keluar meskipun sekedar ke rumah tetangga. Suasana hujan yang menebar hawa dingin seolah isyarat untuk segera menuju pulau mimpi yang tersingkap di balik kehangatan sehelai selimut. Atau untuk sekadar menikmati teh hangat ditemani pisang goring buatan ibu. Ma’nyuzzz…

Tapi setelah aku mendengar tausiyah salah seorang ustadz kondang, yang terkenal dengan ‘obrakannya’ agar umat Islam khususnya di Indonesia ini gemar bersedekah. Dah bisa nebak kan siapa dia? Ya, ustadz Yusuf Mansur. Aku jadi gak takut lagi untuk menerobos derasnya guyuran hujan. Beliau mendorong para pemirsa di acara Wisata Hati ANTV untuk tidak takut dengan hujan. Paling-paling kalo kehujanan ya basah n pilek. Justru pada saat hujan itulah salah satu momen terbaik kita untuk berdo’a dan minta kepada Allah. Misalkan minta mobil, biar gak kehujanan lagi, kalau bener dikabul mantep gak tuh?

Hujan adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang perlu kita syukuri. bila kita bersyukur Insya Allah tak akan ada yang namanya musibah banjir. Karena musibah yang datang itu pun atas izin Allah dan bisa jadi itu merupakan sebuah sinyal bagi manusia yang lalai dari peringatan Allah, untuk senantiasa kembali ingat kepada-Nya.

So, mulai sekarang kalau di tengah jalan hujan turun gak usah takut. Terjang aja! Sambil berdo’a tentunya…

Jumat, 20 Januari 2012

Renungan Tentang Waktu


Bayangkan, ada sebuah bank yang memberi Anda uang sejumlah Rp 86.400 setiap paginya. Semua uang itu dapat Anda gunakan (tidak lebih).

Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak Anda gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan Anda lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Siapapun dari kita, memiliki bank semacam itu, bernama WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberi Anda 86.400 detik. Dan pada malam harinya, ia akan menghapus sisa waktu yang tidak Anda gunakan untuk tujuan baik. Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada Anda. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.

Setiap hari, ia akan membuka satu rekening baru untuk Anda.
Setiap malam, ia akan menghanguskan yang tersisa.

Jika Anda tidak menggunakannya, maka kerugian akan menimpa Anda.
Anda tidak bisa menariknya kembali.
Juga, Anda tidak bisa meminta "uang muka" untuk keesokan hari.
Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini!

Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan Anda.
Jam terus berdetak.
Gunakan waktu Anda sebaik-baiknya.

- Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal naik kelas.
- Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
- Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
- Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
- Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
- Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
- Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

RENUNGANNYA:
Hargai setiap waktu yang Anda miliki.
Dan ingatlah, waktu tidak menunggu siapa-siapa.
________
Source/sumber: *internet*

Bagikan ke teman Anda, Share & Be Happy!

Selasa, 17 Januari 2012

Do’a Ibu Untukku Pagi Ini

Bila aku sedang di rumah, biasanya pagi hari aku diminta ibu mengantarkannya ke tempat mengajar. Pagi ini ada ‘SESUATU’ yang tak biasa, ketika membonceng ibu di tengah perjalanan ada dua motor berdampingan yang pengendaranya mengobrol dengan santai, namun mengganggu arus lalu lintas kendaraan lain. Yang ngobrol cowok dan cewek berpakaian seragam sekolah. Seketika itu ibu angkat bicara “Wes talah arek2 jaman saiki pacaran kok nang tengah dalan, ngganggu liyane, mbok mengko wae lek wes thutuk.” Anak-anak jaman sekarang kok pacarannya di tengah jalan, mengganggu yang lain, harusnya nanti saja ketika sampai.


Setelah itu tiba-tiba ibu berdo’a untukku:

"Wes mugo-mugo kowe van, oleh jodoh seng ayu raine lan ayu atine…". Mudah-mudahan van nanti kamu dapat jodoh yang cantik rupanya dan cantik hatinya.

Langsung aku sahut dengan kata:

“Amiiin…”

Terima kasih bu atas do’anya pagi ini. Membuat diriku menatap masa depan dengan optimis tak lagi khawatir akan jodohku, karena telah ada back up do’a dari ibuku tercinta. I Love U Mom. Semoga Allah benar-benar membuatnya wujud dengan segala kuasa-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…

Sedekah Bikin Lega

Alhamdulillah, setelah bersedekah hati ini serasa lega. Itu yang aku rasakan setelah menyisihkan sedikit rezeki yang aku punya. Aku juga ingin terus melakukannya tiap mendapat rezeki lebih. Sedekah juga merupakan ungkapan rasa syukur yang berupa tindakan nyata. Indahnya berbagi kebahagiaan dengan sesama tiada tandingannya. Makin tambah syukur kita makin tambah pula kenikmatan yang akan Allah anugerahkan kepada kita, namun sebaliknya bila kita kurang syukur maka siap-siap menerima azab Allah. sebagaiman firman-Nya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Hari ini (10/01/12) aku pun merasakan ke-lega-an itu. Aku menyedekahkan uang yang aku miliki meski tak seberapa jumlahnya, sebagai donasi untuk membantu salah satu warga Jombang yang terkena penyakit sejenis tumor atau kanker. Bahagia rasanya bisa ikut membantu orang lain meski sedikit. Ialah Siyati, perempuan 50 tahun yang sehari-hari tinggal di Dusun Ngreco, Desa Pokorejo, Kecamatan Kesamben, Jombang yang perutnya membesar 10 kg sejak dua tahun lalu. Selain perutnya terus membesar, saluran pernapasannya bisa tersumbat dan nyawanya terancam.

Aku ikut donasi setalah melihat iklan di Radar Mojokerto (Group Jawa Pos). Radar Mojokerto mengundang para pembaca khususnya yang berdomosili di daerah Mojokerto, Jombang dan sekitarnya, untuk ikut peduli dengan keadaan Siyati dan memberikan donasi. Bantuan berupa uang, dapat ditransfer ke rekening Dompet Peduli Radar Mojokerto di BCA Mojokerto No: 0501772444 atau datang langsung ke Radar Mojokerto di jl. RA Basuni 96, Jampirogo, Sooko, Mojokerto. Telepon (0321) 322444 atau Biro Jombang Jl. KH. Wahid Hasyim 90 Jombang telepon (0321) 875137.

Ayo, sahabat sekalian, mari bersedekah untuk membantu sesama. Tak usahlah takut rejeki berkurang karena sedekah justru sebaliknya, yakinlah Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dan lebih banyak lagi dan tentu saja lebih berkah dan manfaat. Sebagaimana janji-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 261: ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

So. Tunggu apalagi? Mari bersedekah biar hidup terasa lega dan bahagia. Insya Allah.

Jumat, 13 Januari 2012

Jadi Penceramah Dadakan

Pertemuan keluarga sudah menjadi tradisi di keluargaku dari pihak ayah. Setiap dua tahun sekali kami sekeluarga hadir dalam acara pertemuan keluarga, sekaligus sebagai ajang silaturahim dan mempererat tali kekeluargaan di antara kami para keluarga khususnya pihak ayah. Dari mulai Pak de, Bu de dan ponakan beserta anak-anak mereka hadir memeriahkan acara ini.

Tepatnya hari minggu kemarin (08/01/12) aku memperoleh pengalaman baru yang sangat menarik. Pengalaman yang aku peroleh dari pertemuan keluarga tersebut. Seperti biasa, susunan acara yang ada adalah pertama baca dan khataman Qur’an dengan metode masing-masing dari anggota keluarga membaca per juz jadi semua lengkap jadi 30 juz sekali baca. Selanjutnya, setelah selesai baca dan khataman Qur’an, acara berikutnya adalah kultum atau tausiyah yang memang biasanya diisi sendiri oleh ayahku. Sedangkan saat itu ternyata ayahku bilang,

“bentar lagi, kamu yang ngisi ya?”

Wadaw!!! suasana tegang dan grogi dan kekakuan di mulut ini merasuki raga dan campur aduk jadi satu. Karena baru kali ini aku gak persiapan ketika ditunjuk untuk mengisi acara.

“bismillah, nggeh yah”

Tapi aku iyakan saja, karena inilah salah satu kesempatanku untuk bisa berbagi ilmu yang pernah aku pelajari.
Sebenarnya aku pernah ngisi kultum tapi pasti sebelumnya aku udah persiakan dengan matang, karena infonya jauh-jauh hari. Lha sekarang harus bicara dengan tanpa persiapan, harus berpikir sekian detik. Meskipun ini kelihatan ‘sepele’ karena harus mengisi acara di depan sanak keluarga sendiri, tapi tak begitu saja asal ceplas-ceplos bicara gak jelas, tetap harus ada tema dan alur yang harus aku sampaikan. Paling tidak ada manfaat dari apa yang aku bagikan itu.

Dalam keadaan yang sidikit tegang dan galau, aku berpikir keras apa ya yang bakal aku sampaikan? Alhamdulillah, Ting…inga'-inga' (kayak iklan hehe...) akhirnya aku putuskan untuk menyampaikan tentang refleksi tahun baru, serta sebuah kisah dari seorang ustadz yang pernah mengajariku ketika jadi santri di sebuah pesantren dekat kampus semasa kuliah dulu.

Akhir kata, syukur Alhamdulillah, meskipun dengan sedikit kaku gayaku dalam bertutur tapi apa yang kusampaikan bisa mengalir dengan lancar. Aku gak tahu dari mana aku belajar tentang kelancaran itu padahal aku aslinya adalah sorang yang pemalu, aku cuma mempelajari teknik bicara dari para ustadz yang ada di TV maupun yang biasa ceramah di kampung. Dan yang terpenting yang aku bisa ambil ‘benang merah’ bahwa untuk bisa melakukan sesuatu yang terbaik khususnya di saat dadakan adalah dengan MELAWAN RASA TAKUT dan YAKINKAN DIRI BAHWA KITA BISA. Tanpa persiapan saja bisa, apalagi dengan persiapan tentu LEBIH BISA!

Rabu, 11 Januari 2012

3 Hal

Dalam kehidupan ada 3 hal yang :

Tidak akan kembali
Waktu
Ucapan
Kesempatan

Jangan sampai hilang
Kasih sayang
Harapan
Ketulusan

Paling berharga
Kejujuran
Kepercayaan
Sahabat

Jangan dilupakan
Tuhan
Orangtua
Orang yang kita kenal

:: sms from friend on February, 17, 2011 ::

Sholat Itu Indah

Bila SUBUH utuh,
Pagi tumbuh,
Hati teduh,
Pribadi tak angkuh,
Keluarga tak keruh,
Maka damai berlabuh…

Bila DZUHUR teratur,
Diri jujur,
Hati tak kufur,
Rasa selalu syukur,
Amal tak udzur,
Kaluarga akur,
Maka pribadi makmur…

Bila ASHAR kelar,
Jiwa sabar,
Raga tegar,
Senyum menyebar,
Maka rezeki lancar…

Bila MAGHRIB tertib,
Ngaji jadi wajib,
Wirid jadi karib,
Jauh dari aib,
Maka syafaat tak ra’ib…

Bila ISYA’ terjaga,
Wajah bercahaya,
Sehat sentosa,
Insya Allah hidup damai sejahtera…

Amin Ya Azza wa Jalla…

#sms dari sahabat

Dakwahi Diri Dulu!

Ketika berkunjung ke kampus IAIN Sunan Ampel (28/12/11), aku mendapati ada perlombaan da’i dan da’iyah yang bertempat di lapangan kampus. Melihatnya mengingatkan acara tabligh da’i muda pilihan yang ada di ANTV. Mungkin itu merupakan satu apresiasi bahwa sekaranglah saatnya yang muda bicara, menumbuhkan potensi para pemuda muslim yang punya bakat jadi juru dakwah. Maka acara semacam lomba itu menurutku baik untuk diadakan di semua jenjang umur khususnya jenjang usia muda. Dunia dakwah Indonesia kini membutuhkan sosok para pemuda yang berani mengambil jalan berbeda, dengan lebih banyak melakukan aktivitas yang sarat makna dan manfaat, menyebarkan agama Allah dengan semangat jiwa mudanya, di tengah guncangan degradasi moral yang melanda kaum muda era sekarang.


Kembali ke kampus IAIN, aku tak memperhatikan dengan detail acara itu diselenggarakan oleh pihak mana saja, aku hanya memperhatikan dari jauh saat satu persatu da’i dan da’iyah unjuk kebolehan. Yang unik adalah ada da’i dan da’iyah yang menirukan gaya ustadz yang lagi naik daun saat ini, yang sering nongol di TransTV siapa lagi kalau bukan ustadz dengan ciri khasnya yaitu kata-kata “jama’aaah….oh jama’ah… Alhamdu, lillah…” dan banyak lagi model dan gaya tausiyah yang lainnya. Semuanya bagus dan menarik.

Akan tetapi yang menjadi sorotanku di sini adalah bukan soal penampilan atau tata panggung acara lomba da’i pilihan di IAIN itu namun soal manajemen waktunya. Ketika adzan dzuhur kok malah terus saja gak berhenti dulu. “Wah ini gimana critanya kok gak ada yang ngingetin?” Para takmir masjid pun diam saja. Apalagi sang rektor ataupun jajarannya, pada kemana mereka. Sebuah kampus yang seharusnya menjadi pelopor gerakan sholat berjama’ah justru mengabaikan panggilan Allah. Yang lebih ironis lagi acara yang menerjang waktu sholat itu justru berlatar dakwah agama Allah.

Aku kecewa dengan kampus kebanggaanku sendiri, mana orang-orang yang biasanya menyuarakan dakwah dengan lantang tapi ada yang melenceng sedikit tak digubris dibiarin saja. Aku yang tak memiliki kekuasaan dan wewenang hanya bisa berontak dalam hati dan berdo’a moga saja selanjutnya tak terulang kejadian seperti itu lagi. Kan gak lucu kalau acara lomba da’i yang seharusnya menjadi pionir untuk mencerahkan kehidupan bangsa justru menjerumuskan diri pada peremehan panggilan Allah.

Para peserta yang mengikuti lomba memberikan materi dakwah yang mengajak kepada kebaikan namun ia sendiri tidak berangkat segera menuju kebaikan itu, yakni salah satunya adalah sholat berjama’ah, bagaimana mungkin orang yang didakwahi mau mengikuti langkahnya? Maka terlebih dahulu sahabatkan antara kata dan laku. Dakwahi diri dulu sebelum mendakwahi orang lain!

Selasa, 10 Januari 2012

Sajak Istighfar

Astaghfirullah…
Ampuni hamba Ya Rabb,

Astaghfirullah…
Ampuni hamba Ya Rabb,

Astaghfirullah…
Ampuni hamba Ya Rabb,

Astaghfirullah…
Ampuni hamba Ya Rabb,

Astaghfirullah…
Ampuni hamba Ya Rabb,

Atas segala dosa dan maksiat yang hamba lakukan hingga kini,

Tutuplah segala keburukan diri ini,

Bimbinglah hamba menuju pribadi yang paripurna,
Saleh spiritual dan saleh sosial.

Laa ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu mina dzolomin…

 Amin Ya Rabbal ‘Alamin…

Kamis, 05 Januari 2012

Mengapa Hanya Diam?



Yang lain berangkat lebih dulu…
Tapi mengapa kau tetap diam?

Yang lain selangkah lebih maju…
Tapi mengapa kau tetap diam?

Yang lain telah bersegera…
Tapi mengapa kau tetap diam?

Yang lain jauh melangkah…
Tapi mengapa kau tetap diam?

Yang lain hampir sampai…
Tapi mengapa kau (masih) tetap diam?

Mengapa hanya diam?
Apa yang kau tunggu?

Jangan banyak tanya!
Jangan banyak alasan!

Jangan tinggal diam… bersegeralah!

Catatan Awal Tahun 2012


Tahun baru identik dengan pesta. Biasanya dalam menyambut tahun baru adalah dengan mengadakan perayaan yang layaknya pesta, yang tidak terasa lengkap bila tak ditemani dengan tiupan trompet dan gebyar kembang api.

Namun sejatinya tahun baru adalah merupakan momen muhasabah diri, dan momen merancang kehidupan ke depan dengan lebih baik lagi. Sebenarnya bukan perayaannya yang perlu kita soroti namun apa yang telah kita persiapkan untuk menyongsong datangnya tahun yang baru ini.

Banyak peristiwa dan kejadian yang mewarnai tahun 2011 lalu. Namun yang masih menjadi sorotan dan akan tetap hangat diperbincangkan adalah masalah korupsi. Budaya korupsi yang telah menjangkiti hampir di setiap sela kehidupan masyarakat mulai dari sistem birokrasi bawah samapi atas. Musibah-musibah yang terjadi sepanjang tahun 2011 lalu adalah merupakan sebuah alarm dan teguran bagi kita semua atas banyaknya dosa dan kezaliman yang kita perbuat.

Tentu kita bertanya-tanya,

Masihkah ada orang-orang yang menjunjung tinggi kejujuran?

Masihkah ada orang-orang yang masih setia terhadap kebenaran?

Masihkah ada orang-orang yang masih setia menebar kebaikan di negeri ini?

Selama udara masih bisa kita hirup, maka di situ masih tersisa walau setetes harapan dan optimisme akan adanya kehidupan yang lebih baik di hari esok. Jangan pernah putus asa, jangan pernah menyerah. Raihlah masa depan yang lebih indah. Walaupun itu tak mudah, walaupun itu dengan tetesan darah.

Selamat tinggal 2011, selamat datang 2012. Semoga di lembaran tahun yang baru ini kehidupan kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Amin.

Resolusi 2012
Bicara tahun baru berarti juga bicara planning baru dan tentu saja semangat baru. Harus ada planning atau rencana yang menjadi prioritas dalam menjalani hari demi hari dalam satu tahun ke depan. Agar perjalanan hidup lebih terarah dan masa depan lebih jelas terlihat muaranya. Biasanya palnning juga erat kaitannya dengan kata resolusi.

Apa sih yang dimaksud resolusi itu?

Resolusi pada dasarnya mengandung maksud tuntuan dari satu pihak ke pihak yang lain. bila dikaitkan dengan diri pribadi mungkin akan lebih tepat diartikan kita memiliki tuntuan terhadap diri kita sendiri dengan istilah janji atau komitmen.

Nah, aku juga punya resolusi di tahun 2012 ini. Resolusiku antara lain : 
  1. Aku ingin punya pekerjaan tetap, maka aku akan mengerahkan segenap ikhtiarku yang aku sempurnakan dengan iringan do’a.
  2. Aku akan mulai menabung sebagai bagian dari planning-ku untuk menikah di usia 25 tahun.
  3. Ingin terus menulis, menulis dan menulis. Menembus media masa, dan menulis buku yang bisa diterbitkan.
  4. Dalam hal ibadah, aku ingin bisa lebih rajin dan memperbanyak mengerjakan amal yang sunnah seperti shalat tahajjud dan sedekah.
  5. Untuk keluarga, aku ingin bisa benar-benar mandiri sehingga aku tak lagi membebani orang tua dari segi materi.
  6. Kalau bicara "SESUATU" yang ingin aku miliki, aku pengen punya HP Blackberry coz penasaran ama aplikasinya. Dan aku juga pengen beli netbook atau tablet biar gampang untuk mengabadikan momen lewat tulisan di mana saja.
    Moga aja semua resolusiku bisa terwujud. Amin… Tahun baru, semangat baru!
    itulah resolusiku...apa resolusimu?