Rabu, 11 Januari 2012

Dakwahi Diri Dulu!

Ketika berkunjung ke kampus IAIN Sunan Ampel (28/12/11), aku mendapati ada perlombaan da’i dan da’iyah yang bertempat di lapangan kampus. Melihatnya mengingatkan acara tabligh da’i muda pilihan yang ada di ANTV. Mungkin itu merupakan satu apresiasi bahwa sekaranglah saatnya yang muda bicara, menumbuhkan potensi para pemuda muslim yang punya bakat jadi juru dakwah. Maka acara semacam lomba itu menurutku baik untuk diadakan di semua jenjang umur khususnya jenjang usia muda. Dunia dakwah Indonesia kini membutuhkan sosok para pemuda yang berani mengambil jalan berbeda, dengan lebih banyak melakukan aktivitas yang sarat makna dan manfaat, menyebarkan agama Allah dengan semangat jiwa mudanya, di tengah guncangan degradasi moral yang melanda kaum muda era sekarang.


Kembali ke kampus IAIN, aku tak memperhatikan dengan detail acara itu diselenggarakan oleh pihak mana saja, aku hanya memperhatikan dari jauh saat satu persatu da’i dan da’iyah unjuk kebolehan. Yang unik adalah ada da’i dan da’iyah yang menirukan gaya ustadz yang lagi naik daun saat ini, yang sering nongol di TransTV siapa lagi kalau bukan ustadz dengan ciri khasnya yaitu kata-kata “jama’aaah….oh jama’ah… Alhamdu, lillah…” dan banyak lagi model dan gaya tausiyah yang lainnya. Semuanya bagus dan menarik.

Akan tetapi yang menjadi sorotanku di sini adalah bukan soal penampilan atau tata panggung acara lomba da’i pilihan di IAIN itu namun soal manajemen waktunya. Ketika adzan dzuhur kok malah terus saja gak berhenti dulu. “Wah ini gimana critanya kok gak ada yang ngingetin?” Para takmir masjid pun diam saja. Apalagi sang rektor ataupun jajarannya, pada kemana mereka. Sebuah kampus yang seharusnya menjadi pelopor gerakan sholat berjama’ah justru mengabaikan panggilan Allah. Yang lebih ironis lagi acara yang menerjang waktu sholat itu justru berlatar dakwah agama Allah.

Aku kecewa dengan kampus kebanggaanku sendiri, mana orang-orang yang biasanya menyuarakan dakwah dengan lantang tapi ada yang melenceng sedikit tak digubris dibiarin saja. Aku yang tak memiliki kekuasaan dan wewenang hanya bisa berontak dalam hati dan berdo’a moga saja selanjutnya tak terulang kejadian seperti itu lagi. Kan gak lucu kalau acara lomba da’i yang seharusnya menjadi pionir untuk mencerahkan kehidupan bangsa justru menjerumuskan diri pada peremehan panggilan Allah.

Para peserta yang mengikuti lomba memberikan materi dakwah yang mengajak kepada kebaikan namun ia sendiri tidak berangkat segera menuju kebaikan itu, yakni salah satunya adalah sholat berjama’ah, bagaimana mungkin orang yang didakwahi mau mengikuti langkahnya? Maka terlebih dahulu sahabatkan antara kata dan laku. Dakwahi diri dulu sebelum mendakwahi orang lain!

2 komentar:

  1. Sering kaya gitu van, dulu waktu acara orientasi peserta baru salah satu UKM yg notabene reliji di IAIN, malah tdk diberi kesempatan solat duhur, acara berlanjut tanpa rehat sampai mepet menjelang waktu asar, akhirnya kita sebagian peserta pada kaburrrrrr...

    BalasHapus
  2. iye us, gile aje saharusnya jadi pelopor malah kendor. kalo aq jd rektornya gk usah kasih kado tuh yg lomba tp kasih sanksi hehe..

    BalasHapus