Senin, 17 Oktober 2011

Aku Pasti Bisa Jadi Penulis Sukses

Aku masih belum mampu memulai untuk membuat suatu tulisan yang bagus, aku juga gak ngerti kenapa kok masih terasa susah banget. Padahal, aku telah cukup banyak membaca beberapa referensi tentang motivasi kepenulisan tapi hasilnya masih nihil. Masih juga terpaku pada tulisan orang lain yang menurutku kok kayaknya gampang membuat seperti itu, bahkan alur kata dan bahasanya mengalir dengan begitu nyamannya ketika aku baca. Bagiku itu menjadi semacam semangat di atas kepala belaka, dalam praktiknya jauh panggang dari api, aku belum mampu menciptakan satu tulisan yang cukup berarti yang nantinya bisa dimuat di media massa.

Dalam hati terus bergejolak ingin rasanya segera menuliskan apa yang ada di kepala, namun yang terjadi malah penundaan yang berulang kali kalau aku akan menulis besok, dan besoknya pula aku yakin kalau besok aku pasti bisa menulis tapi sampai sekarangpun aku masih saja ‘memijat-mijat’ tuts keyboard hanya untuk curhat kalau aku masih belum mampu ‘meramu’ kata-kata menjadi sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca dan layak untuk dipublikasikan.

Menulis itu mudah, itulah yang sering aku baca di beberapa buku motivasi menulis. Dan memang aku pun yakin jika menulis itu hanya membutuhkan pembiasaan, atau dengan kata lain butuh latihan yang berkala dan konsisten. Tidak mudah menyerah dan pastinya bangkit terus meskipun gagal berkali-kali. Itulah salah satu kuncinya, konsisten berlatih. Yang kalau dalam islam disebut istiqamah.

Meminjam istilahnya St. Kartono, bahwa penulis itu tidak semata-mata lahir, akan tetapi adalah hasil dari pembelajaran. Ya, dengan terus belajar dan belajar maka seseorang akan terbiasa dan setelah terbiasa akan menjadi bisa. Meskipun untuk mengawali karir kepenulisan membutuhkan perjuangan yang ekstra keras, melawan kemalasan dan rasa putusa asa yang aan selalu menggerogoti penulis terutama bagi para penulis pemula. Contoh konkritnya adalah diriku sendiri. Aku sangat ingin menjadi seorang penulis, namun godaan untuk segera menyerah sebelum mencoba dan berlatih terus mengiringi keinginanku itu.

Bahkan, belakangan bisikan-bisikan negatif sering muncul dalam hati yang mencoba menuntunku untuk berhenti dari usaha menjadi penulis. Meskipun demikian, tak lantas membuat nyali dalam hatiku ciut bahkan aku seolah semakin tertantang. Semangat dalam diri ini seperti terbakar oleh ‘nyanyian-nyanyian’ negatif yang sering muncul dalam hatiku. Aku masih yakin bahwa aku bisa menjadi penulis hebat dan aku akan membuktikan meskipun sekarang bagiku menulis terasa seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sungguh amat sulit. Namun, bukankah setiap –setelah- kesulitan pasti akan ada kemudahan?

So, aku harus bisa melawan rasa malas, rasa takut dan rasa putus asa. Aku pasti bisa menjadi seorang penulis! Aku yakin itu, suatu saat nanti namaku akan terpajang di toko-toko buku. Amin…

BISMILLAH, AKU BISA!

Ya, sekali lagi jika aku berpikir (baca: yakin) aku bisa, aku pasti bisa jadi penulis sukses. I CAN , IF I THINK I CAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar