Kamis, 15 Desember 2011

Nyawa Seharga 1 SMS

Sore ini (13/12/11) dalam perjalananku menuju kota Surabaya, aku melihat sesuatu yang menggelitik pikiranku. Ada seorang pelajar perempuan yang mengendarai motor dan dengan nyamannya menggunakan satu tangan untuk menguasai kendaraannya dan satu tangan lagi pegang HP. Terlihat seperti ia sedang ber-SMS ria. Padahal depan dan belakang ada mobil yang siap menyantap ia kalau sewaktu-waktu lengah perhatian. Dan terbesit dalam hatiku “wah anak ini mau nukar nyawanya dengan harga 1 sms ya?”. Apakah emang penting banget tuh sms hingga sampai dibela-belain di tengah berkendara yang rawan kecelakaan aja masih sempatnya bersms ria.


Mungkin ada yang bilang, itu kan tubuh punya dia, terserah dia mau apain aja. Bukan begitu bro, tapi ini kaitannya dengan jalan umum. Jalan bukan milik dia seorang. Semua punya hak donk, kalau saja dia ceroboh dan mengakibatkan kecelakaan, maka yang rugi bukan dia aja tapi pengguna jalan yang lain juga ikutan kena getahnya. Terlebih lagi siapa bilang kalau tubuh kita itu punya kita sendiri. Sejatinya bukan bro tapi milik sang Maha Pencipta. Kita hanya dikasih pinjem aja sama Dia untuk bertugas sebagai khalifah di bumi ini menyebar sebanyak mungkin kebaikan. So, harusnya gak boleh disia-siain tuh nyawa, coz bukan kita pemiliknya.

Harusnya jikalau memang dirasa ada sms atau telpon yang penting untuk dibalas atau dijawab waktu itu juga, yak kan masih bisa menepi sebentar sampai urusan selesai dan perjalanan bisa dilanjutkan. Sebagai warga Negara yang baik dan sebagai hamaba Tuhan yang saleh, sudah menjadi kewajiban kita memperhatikan tata tertib berkendara dengan berusaha menjaga keselamatan diri dan juga pengendara lainnya.

SMS Manusia VS SMS Tuhan

Segala apa yang terjadi di dunia adalah merupakan kumpulan sms atau pesan yang diberikan Tuhan bagi manusia agar manusia itu selalu ingat akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan dan memeberinya rizki. Tapi coba lihat kebanyakan manusia itu lebih cepat tanggap ketika menerima sms dari sesamanya, sedangkan dari Tuhannya terkadang diabaikan begitu saja. Bahkan bila berdasarkan dari apa yang telah kulihat di jalan raya itu, seolah sms itu seharga nyawanya. Gak tau apa karena saking pentingnya sms atau dah bosan hidup atau merasa seperti punya 10 nyawa.

Dari kejadian itu, ada ibrah yang bisa diambil bahwa sering manusia itu sangat ceroboh dalam menjalani hidup. Tidak mengindahkan aturan yang dibuatnya sendiri telebih lagi aturan yang telah ditetapkan Tuhan kepadanya. Sehingga bila ada suatu keburukan menimpanya ia dengan entengnya menyalahkan Tuhan. Padahal ia sendirilah yang membuat dirinya celaka. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan manusia yang ceroboh yang hanya melabeli nyawa seharga 1 SMS.

2 komentar:

  1. wuih setuju banget, gemes rasanya liat orang yang sms.an di jalan..
    mereka gag merasa berbahaya padahal tindakannya membahayakan orang lain juga..
    >,<

    BalasHapus
  2. iya dik, kalo aq jd pak POL bakal tk tangkep tuh orang hehe... #gregeten

    BalasHapus