Rabu, 02 November 2011

Hadiah Laptop dari Ibu

Sudah lama aku punya keinginan untuk beli laptop. Dan aku membuat planning untuk bisa membelinya. Salah satu cara adalah dengan sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan. Maklumlah setelah singgah di PAY sebentar diteruskan dengan ikut kegiatan pendidikan kader mubaligh, saat ini aku masih dalam kategori pengacara (pengangguran sok banyak acara hehe..).

Meskipun saat ini aku sedang menempuh jenjang s2 tp kan itu masih beasiswa dari BI (bapak-ibu) hehe.., aku ambil kelas khusus yang masuk hanya dua hari yakni jum’at dan sabtu saja. Selainnya ya masih nganggur, hanya cari kesibukan-kesibukan lain, misal ke perpus atau cari peluang kerja. Hanya jika aku telah bekerja aku bisa nabung dengan cepat dan segera bisa beli laptop.

Sebenarnya, bisa saja aku bilang ke ortu minta untuk dibelikan laptop, tapi sungkan dan aku rasa sudah saatnya aku untuk mandiri. Memenuhi keinginan dengan hasil usaha dan “keringat” sendiri. Sekali lagi aku menekankan pada diriku sendiri, saatnya untuk mandiri.

Seiring waktu berlalu, keinginanku untuk punya laptop makin kuat. Selain karena aku sedang menempuh pendidikan s2, di mana ketika ada tugas aku rasa cukup penting untuk mempunyai fasilitas sendiri sebagai penunjang berupa laptop yang bisa digunakan untuk mengerjakan tugas kapan saja di mana saja.

Namun sayangnya, sampai hari di mana aku nulis catatan inipun, aku belum mendapat pekerjaan. Sehingga keinginanku untuk segera memiliki laptop harus kuredam dan aku harus lebih sabar dalam menanti mendapat amanah memiliki laptop.

Sore ini, tiba-tiba saja ayah dan ibu menyinggung laptop dan katanya aku akan dibelikan laptop. Maka akupun menanggapinya dengan senang hati. Kata ibu, uang sertifikasi udah keluar. Dan 5 juta dialokasikan untuk beli laptop, Alhamdulillah…



Malam harinya, ayah mengajakku ke toko elektronik juga yang menjual laptop. Sungguh rezeki yang –sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an - min khaitsu la yahtasib. Malam itu juga aku dibelikan laptop. Dan itu merupakan hadiah yang terindah dari Tuhan lewat ibu, dan juga ayah tentunya.

Di sisi lain, aku merasa malu di hadapan Tuhan, karena selama ini aku masih sering maksiat. Meskipun aku selalu berusaha untuk tetap menjaga ibadah utamanya yang wajib, tapi aku masih juga sering berbuat salah, berbuat maksiat. Astaghfirullah…

Aku berharap ampunan-Nya, aku akan berusaha untuk memperbaiki diri. Aku harus bisa menjadi pribadi yang sebaik-baik akhlak (kepada Tuhan dan sesama) dan bermanfaat bagi orang lain. Dengan dibelikannya aku laptop ini, aku merasakan betapa besar kasih sayang-Nya.

Akhirnya, laptop ini adalah merupakan sebuah anugerah dan atau juga ujian bagiku. Apakah aku akan semakin bersyukur atau sebaliknya… semoga ini adalah merupakan anugerah yang menjadikanku semakin bersyukur kpd-Nya. Dan semoga aku bisa menggunakan laptop ini untuk berkarya sebagai ladang amal saleh, sebagaimana juga salah satu impianku adalah menjadi seorang penulis yang bisa memberi manfaat dan menginspirasi banyak orang. Amiin…

2 komentar: