Rabu, 30 November 2011

Refleksi Tahun Baru 1433 H : Semangat Perubahan Menuju Pribadi Saleh Spiritual dan Sosial

Puji syukur ke hadirat Allah yang masih memberikan kesempatan kepada seluruh hamba-Nya untuk menghirup udara segar di pagi hari pada awal tahun baru hijriyah ini. Dan juga diberi kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Menebar kebaikan bagi sesama. Bersyukur haruslah tetap menjadi agenda di sepanjang hayat manusia selama ruh dan badan masih menyatu dalam tubuh manusia itu.

Pada tahun baru hijriyah ini, -Alhamdulillah ya- pinjem trade mark-nya Syahrini yang lagi nge-trend. Kita selaku umat Islam khususnya di Indonesia masih diberi nikmat berupa kebebasan dan keleluasaan untuk tetap menjalankan aktivitas ibadah dengan tenang. Namun sayangnya justru di tengah kesempatan yang berupa kenyamanan hidup yang dianugerahkan oleh-Nya, telah melalaikan sebagian umat islam sehingga banyak yang tidak menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya. Pun diantara kita juga masih sering menggunakan berbagai nikmat Allah untuk kemaksiatan.

Masih banyak masyarakat muslim dan mungkin termasuk kita, yang belum menjalankan ibadah secara holistik (menyeluruh, utuh), baik itu dalam ibadah spiritual maupun ibadah sosial. Ada yang idadah spiritualnya bagus seperti sholatnya, puasanya, zakatnya dan haji pun telah lengkap ditunaikan bahkan masih diambah dengan amalan sunnah lainnya. Namun di lain sisi ia masih sering ghibah, suka menghina tetangga, bakhilnya bertambah, malas bersedekah. Tetangga kelaparan dibiarkan, ada anak yatim yang butuh bantuan tak dihiraukan. Meskipun orang tersebut rajin beribadah (spiritual) namun sesungguhnya ia termasuk dalam golongan orang-orang yang muflis (bangkrut). 
 
Hal ini sebagaimana tergambar dalam hadis Rasulullah:
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian tahu siapa orang yang mengalami kebangkrutan (muflis) itu?” Para sahabat yang ditanya menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak memiliki uang dan kekayaan”. Rasulullah menanggapi, “Seorang yang muflis dari umatku ialah yang mempunyai simpanan pahala shalat, puasa, dan zakat namun ia telah menghina seseorang, memberi tuduhan kepada orang lain, mengambil harta bukan miliknya pernah membunuh, dan memukul si ini dan itu. Ia akan disidangkan di hadapan peradilan Allah, dan diberi hukuman sepadan dengan kesalahannya, yang mengurangi kebiujakan-kebijakannya. Apabila kebajikan-kebajikannya dikurangi sampai habis sebelum dapat menutup dan melunasi kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, kesalahan-kesalahan orang lain ditimpakan kepadanya, sehingga ia dimasukan ke neraka”. Tirmidzi berkata, “Hadits ini termasuk hasan sahih”. (HR. Muslim)
Sebaliknya ada orang yang baik hatinya, suka menolong orang, tidak suka ghibah, dermawan dan suka bersedekah dan ibadah sosial lainnya sangat baik namun di lain sisi ibadah spiritualnya seperti sholat, puasa dan lainnya sering bolong-bolong bahkan terabaikan. Meskipun orang tersebut ibadah sosialnya baik, namun segala kebaikannya hanya akan sampai di dunia saja. Karena ia masih mengabaikan hubungannya dengan Allah. Wallahu a’lam.

Tali agama Allah (dengan ibadah spiritual) harus kita pegang teguh dan tali perdamaian dengan manusia (dengan ibadah sosial). Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat ali Imran ayat 112:
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”
Jadi, ibadah haruslah seimbang antara ibadah spiritual maupun ibadah sosial. Hablun min Allah dan hablun min an-nasnya harus sama baiknya. Antara keduanya harus kita jalankan seiring sejalan, agar kita memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.






Seperti halnya di tiap mengawali tahun baru, kata semangat selalu menjadi kompor yang selalu tersemat. Semangat untuk menuju perubahan, tentu saja perubahan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Begitu pun dengan semangat di tahun baru hijriyah ini, harus selalu tertanam dalam setiap pribadi muslim rasa optimisme dan semangat menggapai segala hal yang baik. Termasuk dalam memperbaiki hubungan kita kepada Allah dan dengan sesama manusia.

Mari mengawali tahun yang baru Islam ini dengan semangat dan niat untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjalankan ibadah secara holistik baik itu ibadah spiritual maupun ibadah sosial, maka dengan itu insya Allah kita akan termasuk golongan orang-orang yang saleh spiritual dan saleh sosial. Dan menjadi hamba-hamba yang makin dicintai Allah swt.

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1433 H!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar