Kamis, 17 November 2011

Sakitnya Sakit Gigi

Betapa mahal harga sebuah kesehatan. Ungkapan itu akan benar-benar terbukti ketika sakit datang berkunjung. Entah apapun jenis sakitnya, yang jelas seseorang baru akan sadar betapa pentingnya kesehatan setelah jatuh sakit. Inilah yang sering terabaikan, bahwa ketika masih Berjaya dalam kesehatan, orang sering lupa keadaan, lupa bahwa kesehatannya adalah buah dari karunia Tuhan-Nya. Kesehatannya adalah sinyal baginya untuk lebih bersyukur lagi kepada Sang Pencipta.

Aku merasakan itu, minggu lalu gigiku yang bolong terasa sakit. Sakit gigi ini, memang bisa bikin malas beraktivitas. Aku sangat gak setuju dengan lagunya alm.MZ dengan lagunya yang berlirik “lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati” sangat tak tepat. Yang namanya sakit ya tetap aja gak enak, gimanapun keadaannya. Coba aja kalo sang pencipta lagu atau penyanyinya masih hidup dan suruh menyanyikan lagu itu sewaktu giginya sakit, aku yakin gak bakal mau. Coba aja. Ah udah deh aku gak mau ngerasani yang udah tiada.

Sejak kecil memang aku sangat suka coklat, sayangnya kesukaanku sama coklat gak terimbangi dengan kebiasaan baik berupa sikat gigi, khususnya sebelum tidur. Ritual itu aku lakukan beberapa tahun terakhir ketika mulai merasa gigiku ada yang bolong. Dan itupun membikin sakit yang luar biasa, sampai pada suatu ketika ada pengalaman salah satu gigiku yang bolong kambuh sakitnya san aku merasakan rasa sakit yang amat hebat. Hingga aku mau pingsan karena menahan sakit semalaman yang menyebabkan aku gak bisa tidur. Karena dah gak tahan, aku periksakan ke dokter gigi dan akhirnya aku putuskan untuk meminta dokter mencabut gigiku, tepatnya gigi gerahamku sebelah kiri bawah yang bolong. Dan sekarang satu gigiku hilang tapi gak papa yang penting rasa sakit itu akhirnya hilang pula.
Setelah kejadian itulah, aku jadi lebih merutinkan ritual gosok gigi sebelum tidur. Aku gak mau dong nantinya ompong di usia masih muda, na’udzubillah - jangan sampe deh. Makanya, aku akan lebih memperhatikan kondisi kesehatan gigiku karena itu merupakan aset berharga. Selain itu, kalo makan makanan yang panas katanya gak boleh sama minum es, karena bisa mempercepat kerusakan gigi.

Ada satu ungkapan, “lebih baik mencegah dari pada mengobati” memang perlu kita perhatikan dan bahkan kita praktikkan. Upaya pencegahan bisa berupa pengetahuan untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan, khususnya dalam hal kesehatan gigi. Berikut aku rangkumkan artikel seputar gigi dan permasalahannya dan juga tips untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat.

*****

Menderita sakit gigi bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Rasa sakitnya bahkan bisa membuat orang dewasa menangis. Gigi berlubang umumnya menjadi penyebab awal kita menderita sakit gigi. Sakit gigi menjadi problem kesehatan yang juga serius bagi banyak orang. Apa sebenarnya yang terjadi pada gigi kita saat menderita sakit gigi? Apa akibat lain dari gigi berlubang? Bagaimana cara mencegah sakit gigi?

Sakit Gigi
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.

Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.

Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.

Cara mengatasinya bisa dengan mencabut gigi yang berlubang. Begitu dicabut, dijamin nyeri gigi akan menghilang. Tapi, Anda bakal ompong karena terpaksa kehilangan gigi. Hal ini tentu akan mengurangi keindahan mulut.

Supaya tidak kehilangan gigi, Anda bisa memilih cara lain, yakni dengan menambal gigi yang berlubang tersebut. "Gigi itu aset berharga di mulut. Maka sebesar apa pun lubangnya, dokter gigi pasti memilih menambal ketimbang mencabut," kata Tri Erri Astoeti, pakar kesehatan gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta.

Menambal Gigi dan Cabut Gigi
Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar. Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi.

Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut) tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.

Mencegah Gigi Berlubang
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
  1. Memeriksa gigi secara rutin. Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
  2. Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat. Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
  3. Menyikat gigi dengan cara yang benar. Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.
  4. Kumur setelah makan. Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
  5. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan. Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
  6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
  7. Makan makanan yang berserat. Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
  8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung. Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.


Sumber : http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/125-sakit-gigi-berlubang.html, dan www.kontan.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar